Selasa, 02 November 2010

Beberapa detik yang berarti.....

Terkadang ketika kita sedang marah atau jengkel dengan suatu keadaan atau seseorang, bagi orang-orang yang ekspresif, seperti saya misalnya...hehe...paling enak memang kalau bisa langsung diungkapkan. Lega rasanya kalau udah mengeluarkan semua uneg-uneg. Tapi akibatnya saking ekspresifnya, terkadang kita terlalu berlebihan seakan-akan itu adalah masalah yang besar. Seakan-akan orang yang udah membuat kita jengkel itu nyebelinnya minta ampun. Tapi jujur, kalau kita mau bertanya lagi pada hati nurani kita yang paling dalam, benarkah kita lega sesudah menceritakan uneg-uneg kita itu? Jujur, kalau saya malah ada sebentuk penyesalan setelah mengungkapkannya. Karena tidak jarang kita jatuhnya malah ghibah dn menjelek-jelekkan orang lain. Atau kalau itu menyangkut masalah keadaan, jatuhnya malah berlebihan. Penyesalan itu adalah karena kita tidak bisa menjaga lisan kita. Dan ketika kita tidak bisa menjaga lisan kita dengan baik, maka hati kita pun menjadi keras dan hampa. Ini saya rasakan sendiri ketika saya tidak bisa menjaga lisan saya.

Karena itu, ketika kita ingin mengungkapkan sesuatu, apapun itu, cobalah untuk beberapa detik menyediakan waktu bagi pikiran kita untuk memfilternya. Biarkan pikiran kita memilahnya dengan bertanya, "Pantaskah saya berkata ini?", "Apa akibatnya kalau saya katakan ini?", "Apakah tidak terlalu berlebihan atau perlukah saya mengatakan ini?". Dialog-dialog kecil yang terjadi di alam pikiran kita itu lah yang akhirnya akan memberikan semacam suggestion kepada diri kita untuk memutuskan apakah kita perlu untuk mengatakan sesuatu itu atau tidak.

Dan saya pun mencoba untuk melakukannya. Kemarin ketika saya tidak suka dengan perkataan seorang teman kepada saya, perasaan saya jadi ga enak. Hampir saja saya curhat kepada teman saya yang lain. Tapi akhirnya saya berpikir kembali apakah penting bagi saya untuk menceritakannya hanya untuk sekedar melegakan hati saya saat itu namun berujung penyesalan kemudian karena saya tidak bisa menjaga lisan saya? ya, akhirnya saya memutuskan untuk diam. Tapi bukan untuk dipendam lho ya. Karena kalau dipendam ya sama saja. Marah atau jengkelnya tetap ada, hanya saja disimpan dalam hati. Padahal kata Ustadz Danu (bengkel Hati), kebiasaan memendam rasa jengkel itu justru akan menimbulkan penyakit. Jadi Diam disini adalah berusaha untuk melupakannya dan menganggapnya bukan suatu masalah yang harus menyita pikiran dan hati kita. Lupakan dan buang saja. Selesai. Jadi hal itu tidak akan menjadi masalah lagi untuk kita. Dan hidup kita pun jadi terasa ringan kan...

Ya, itulah beberapa detik yang berarti. Beberapa detik yang bisa menyelamatkan kita dari bahaya lisan kita sendiri. Yang kalau kita tidak hati-hati menjaganya malahan dapat mengantarkan kita mencicipi dahsyatnya azab api neraka...Na'udzubillahimindzalik...

Contemplation

Udah lama ga nulis di blog. Tapi kadang klo lagi pengen nulis, biasanya saya nulisnya di notesnya facebook. Tapi kali ini saya ingin mencoba untuk 'mengotori' kembali blog yang sudah lama tidak saya corat-coreti ini dengan coretan-coretan saya...hehehe...

Entah kenapa akhir-akhir ini dan terlebih kemarin, perasaan saya serba ga karu-karuan. Banyak yang berkecamuk dalam hati saya. Semuanya serba ga enak. Yang akhirnya saya memutuskan untuk mengasingkan diri ke kamar tetangga atau kamar adik kost saya yang kebetulan penghuninya lagi pulang kampung. Karena saya ga mau suasana hati saya yang lagi kacau berakibat buruk buat yang lainnya. Karena biasanya kalau saya lagi bad mood, bawaannya suka emosi jiwa, kalau ditanya jawabnya ketus. Makanya saya lebih baik tidak bersinggungan dulu dengan dunia di luar saya kalau keadaan saya lagi begini. Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan lah...hehehe...

Hanya musik dan lantunan ayat suci Al-qur'an di HP saya yang menemani saya malam itu. Ya, itulah biasanya yang saya lakukan ketika hati saya sedang galau, yaitu menyendiri atau kalau tidak berusaha untuk menyenangkan hati dengan memanjakan diri sendiri. Seringnya sih saya jalan-jalan kalau lagi ga males dan ada temennya atau sekedar menyenangkan diri sendiri dengan membeli makanan yang saya sukai tanpa mempertimbangkan faktor harga dan faktor kantong...pokoknya yang penting hati senang...hehehe...

Setelah mendengarkan lantunan ayat suci Al-qur'an hati saya pun menjadi tenang. Kemudian pikiran ini pun mulai melayang memikirkan ini dan itu. Tidak banyak yang terpikir memang. Tapi dari perenungan itu, saya akhirnya sadar bahwa banyak hal dari diri saya yang perlu dibenahi, terutama pola pikir saya. Terkadang saya terlalu kaku dalam memandang sesuatu. Tidak memandang sesuatu sesuai porsinya. Sesuatu yang hanya masalah kecil saya pikirkan secara mendalam. Padahal hal itu tidak membutuhkan porsi pemikiran yang besar. Ya, memang ada yang berubah dari diri saya. Saya yang sekarang tidak seperti saya yang dulu yang lebih luwes dalam menyikapi segala sesuatunya. Ya, mulai sekarang harus lebih bisa lagi me-manage pikiran dengan lebih baik lagi. Karena ada seorang motivator yang mengatakan bahwa suasana hati kita sebenarnya berawal dari pikiran kita. Kalau kita bisa me-manage pikiran kita dengan baik, maka kita pun akan dapat me-manage perasaan atau hati kita dengan baik juga.

Senin, 02 Agustus 2010

Change My Mindset

Terus terang terkadang saya jenuh dengan ritme hidup saya sendiri. Koq gitu2 aja ya...Setidaknya itu yang ada dalam pikiran saya saat ini. Saya butuh sesuatu yang baru, yang bisa membuat hidup saya lebih hidup..Lho, bukannya sekarang juga masih hidup ya...hehehe....Alhamdulillah Allah masih memberi saya kehidupan yang tidak jarang dengan hidup yang masih Allah karuniakan ini saya masih kurang bersyukur.

Tidak banyak yang ingin saya raih sebenarnya. Hanya 2 hal saja. Tapi hal yang kedua ingin saya raih ketika hal pertama sudah terpenuhi. Itu adalah keinginan saya. Sekali lagi hanya sebuah keinginan yang kalau Sang Pemilik jiwa saya ini tidak menghendakinya, maka mungkin saja yang terjadi bisa meleset dari harapan saya. Wallahu a'lam. Tapi semua yang ingin saya raih masih belum juga ada titik terangnya. Dan itu membuat saya merasa lelah. Seperti terus berjalan tapi belum juga bisa mencapai tujuan. Terus berjalan tanpa bisa melihat ujungnya. Ya, seperti itulah kira-kira yang saya rasakan saat ini.

Tapi ternyata ada yang salah dengan mindset saya itu. Tujuan hidup kita seharusnya hanyalah Allah. Apapun itu seharusnya diarahkan untuk mencari ridha Allah. Apapun yang kita kerjakan kalau orientasinya adalah Allah, maka tidak ada lagi kekecewaan, kesedihan, keputusasaan. Karena semuanya akan dikembalikan kepada Sang Pemilik hati ini. Semuanya menjadi ringan. Tidak ada lagi yang namanya lelah, karena tujuan kita sudah jelas, yaitu hanya mengharap ridha Allah. Ketika kita mampu mengosongkan harapan, dan hanya ada Allah disitu, maka hanya kedamaian yang akan kita rasakan. That's the point. Itulah kenapa saya merasa lelah akhir2 ini karena mindset saya yang salah. Pencapaian duniawi yang ingin segera terwujud membuat saya lelah. Padahal kalau kita tahu bahwa sesungguhnya hidup bukan hanya untuk mengejar atribut duniawi saja tapi juga harus mengumpulkan bekal untuk akhirat nanti, maka setiap detik waktu yang masih kita miliki akan kita manfaatkan sebaik-baiknya, melakukan yang terbaik yang kita bisa untuk dunia dan akhirat kita. Ya, mulai sekarang saya harus merubah mindset saya itu.

Ya, terkadang saya memang terlalu melihat ke atas dan merasa saya belum mencapai apa-apa ternyata. Tapi ketika kemarin sepulang kerja tidak sengaja melihat dua buah pemandangan, ehmm...kalau saya masih tidak bersyukur juga, keterlaluan bgt deh. Ya, saya bertemu dengan seorang bapak tukang sampah yang terlihat sangat lelah sekali menarik gerobak sampahnya. Terlihat kepayahan dari raut wajah Bapak itu. Dan yang satunya adalah seorang kakek yang memakai tongkat dan terlihat berjalan kaki dengan bantuan tongkatnya itu. Entah dia itu seorang musafir atau peminta2. Saya juga kurang begitu jelas. Yang jelas, dari dua potret kehidupan itu, akhirnya saya 'kembali' belajar bahwa ternyata begitu banyak warna kehidupan di dunia ini. Dan saya sangat beruntung dengan warna kehidupan yang Allah celupkan kepada saya saat ini. Tapi kenapa saya masih jarang bersyukur, yang ada malah selalu memikirkan apa2 yang belum saya raih. Ya, kenapa ya? hehehe...Ya, karena mindset saya yang salah itu. Jadi, kuncinya adalah dengan mengubah mindset saya bahwa hidup seharusnya orientasinya hanya Allah...ya hanya Allah...ketika hanya ridha Allah yang ingin kita tuju, maka kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita dapatkan dalam waktu yang bersamaan. Semoga saya bisa. Aamiin Ya Allah...

Rabu, 14 Juli 2010

---Lelah---

Tiba-tiba saja saya merasa lelah dengan hidup yang saya jalani. Sebesar apapun beban hidup yang sedang saya pikul, saya tidak pernah mengeluh dengan berapi-api. Ya, ada segelintir orang yang sering meluapkan amarahnya atau mengeluh dengan menuliskannya di status facebooknya atau di blognya. Ya, terkadang saya memang sedikit expressif dengan menuangkan sedikit perasaan yang sedang saya rasakan di blog atau di status facebook. Tapi itu pun tidak berlebihan. Saya bukan orang yang suka mengeluh secara berlebihan, walaupun saya tidak mau munafik bahwa terkadang saya pun suka mengeluh atas beberapa kejadian yang tidak mengenakkan.

Dan sekarang saya mau sedikit mengeluh, sah2 aja kan. Ini kan catatan saya...hehehe...

Ga tau kenapa saya begitu jenuh akhir-akhir ini. Sudah lelah rasanya dengan hidup yang saya jalani. Pekerjaan yang sudah mencapai titik jenuh, lelah menunggu pekerjaan yang baru, lelah menjalani proses rekrutmen pekerjaan baru, lelah dengan masalah yang menyita hati dan pikiran, dan lelah2 lainnya yang.....aaaaaaarrrrgghh....tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Tapi kemudian saya tersadar bahwa saya tidak boleh berhenti untuk bergerak. Keep Moving. Ya, saya harus terus berjalan dan berjalan. Karena hidup harus terus diisi dengan sesuatu yang berguna. Ya, terus berbuat yang terbaik dan menunggu dengan sabar semua yang kita inginkan terjadi. Karena Allah Al-Rasyid pasti sudah mengatur segala sesuatunya dengan tepat dan tidak mungkin meleset sedikitpun. Jadi, jika sekarang kita belum meraih yang kita inginkan, berbaik sangka lah pada Allah. Karena pasti kita akan mendapatkannya pada saat yang tepat menurut perhitungan Allah. So, Always Keep smiling and positive thinking!

Senin, 14 Juni 2010

Hiks....Hiks...

hwaaahh...udah lumayan lama saya ninggalin blog saya ini...ga tau kenapa beberapa hari ini tiba-tiba aja rasanya ga tau mau nulis apa...otak saya tiba-tiba beku dan jemari ini pun sulit untuk diayunkan untuk sekedar menuliskan beberapa baris kalimat.

Dan saat ini tiba-tiba ada sesuatu yang ingin saya tuliskan di catatan saya ini. Rasa sesak dan sakit yang saya alami pagi ini. Tapi saya tidak ingin menyebutkan hal itu secara gamblang karena itu kurang fair menurut saya. Yang jelas, dari kejadian yang saya alami pagi ini, saya belajar tentang satu hal. Bahwa terkadang ketika kita berusaha untuk berbuat baik kepada orang lain, belum tentu orang itu akan melakukan hal yang sama untuk kita. Ya, perbuatan yang dia lakukan kepada saya seperti telah menampar saya begitu keras.

Mungkin hal ini adalah hal yang sepele dan terkesan berlebihan kalau saya terlalu membesar-besarkannya. Tapi tahukah hal kecil inilah yang telah membuat hati saya sakit. Kalau hal ini memang hal yang kecil, lalu kenapa dia harus menyakiti hati saya dengan sesuatu yang sebetulnya sepele ini?

Saya ingin berusaha untuk bersikap biasa saja dan menganggap hal ini seperti tidak pernah terjadi. Tapi luka itu sudah terlanjur tergores dan kalaupun luka ini sembuh, tetap saja sekali luka tetaplah luka yang akan tetap meninggalkan bekas.

Andai dia peka dan menyadari apa yang sudah dia lakukan. Dan saya menunggu respon dia setelah ini. Tapi sepertinya saya tidak boleh berharap terlalu banyak. Karena saya tahu dia tipe orang seperti apa. Yang harus saya lakukan hanyalah berbesar hati untuk memaafkan dan menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Untuk apa terlalu terbebani dengan perbuatan orang lain yang kurang menyenangkan terhadap kita. Tidak ada gunanya.

Kamis, 27 Mei 2010

Kebimbangan.............

Ya Allah Engkau lah yang kuasa menggoreskan tinta atas takdirku...
Aku hanya mengikuti apa yang telah Engkau gariskan untukku...
Mohon tunjukkanlah mana jalan yang harus ku tempuh...
Berilah aku petunjukMu...
Karena semuanya begitu samar bagiku kini...
Gelap...
Berilah secercah sinar terang untuk menuntunku melangkah...
Di jalan hidupku ini....

Rabu, 19 Mei 2010

Life is BEAUTIFUL

Hidup itu indah…..

Keindahan hidup sebenarnya tidaklah ditentukan oleh sesuatu itu sendiri tetapi pada cara memandang, pada jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia.
Kunci kebahagiaan hidup ada di dalam, bukannya di luar.
Stephen Covey mengatakan : “ If you think the problem is out there, that very thought is problem”. Kalau Anda merasa masalahnya ada di luar sana, pikiran itu sendiri adalah masalahnya.
Kebahagiaan sebenarnya tidak membutuhkan syarat apapun juga karena ia bersumber pada sesuatu yang ada di dalam.

Tips hidup bahagia :
1. Merubah cara pandang terhadap masalah : harus bersyukur
2. Sadar bahwa kebanyakan masalah yang kita hadapi sebenarnya hanyalah masalah kecil saja.
3. Meluangkan waktu untuk berpikir dan menemukan “apa yang paling penting”.
4. Merubah pandangan kita mengenai target dan hasil. Urusan hasil adalah urusan Tuhan, kita hanya bisa berusaha dengan sekuat tenaga.
5. Mengubah cara pandang mengenai efektivitas dan efisiensi. Dengan melakukan tugas satu demi satu bukan sekaligus.

Kepemimpinan sebenarnya adalah seni menikmati hidup.
Kita tidak bahagia karena lebih memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang tidak kita miliki dan bukannya pada apa yang dimiliki sekarang ini.
Kita tidak bahagia karena selalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain.
Kita tidak bahagia karena percaya bahwa kebahagiaan akan datang apabila Anda berhasil mengubah situasi dan orang-orang di sekitar kita. Jangan biarkan situasi, lingkungan dan orang-orang di sekitar kita membuat kita tidak bahagia.

Kita tidak bahagia karena kita yakin bahwa kebahagiaan itu apabila semua keinginan terpenuhi
Kebahagiaan itu berada di dalam hati kita, bukan di luar sana.
Jika Anda merasa kurang bahagia, pasti ada yang salah dengan “jendela” Anda. Solusinya sederhana saja, bersihkan jendela Anda dan ubahlah posisinya menjadi lebih baik. Anda akan langsung merasakan kehidupan yang indah, bahagia dan penuh dengan berbagai keajaiban.

Stimulus --> jendela --> respon
Jendela ini sebenarnya adalah paradigma yang dibentuk oleh berbagai macam factor seperti pendidikan, pengalaman, agama, keyakinan, kepercayaan, pergaulan, media massa, TV, buku, dsb.

Stephen Coveymengatakan, "If you want small changes, work on your behavior, but if you want quantum-leap changes, work on your paradigm".

It’s a small stuff. Itu hanyalah masalah kecil saja. Jangan terlalu membesar-besarkannya.

Norman U. Peale --> You can if you think you can.

Filsup Cina I Ching mengatakan “ peristiwanya sendiri tidaklah penting, tetapi respon terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya.

Jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung sebelum Anda mencapai puncaknya. Karena begitu Anda di puncak, Anda akan melihat betapa rendahnya gunung itu. (Dag Hammarskjold).

Untuk dapat menikmati hidup orang harus memiliki kesadaran setiap saat.
Kebahagiaan yang disebabkan oleh hal-hal yang ada di luar kita adalah kebahagiaan yang semu. Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu Anda berhasil memiliki barang tersebut.
Kebahagiaan adalah suatu kondisi tanpa syarat. Anda tak perlu memiliki apapun untuk menjadi bahagia.

Kebahagiaan adalah sesuatu yang sudah diputuskan dari awal. Coba katakan kepada diri sendiri “Saya sudah memilih untuk hidup bahagia apapun yang akan terjadi. Anda akan merasa bahagia walaupun Anda tidak memilki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai dengan harapan dan keinginan Anda. Semua itu tidak akan mengganggu Anda karena Anda tidak menempatkan kebahagiaan Anda disana.

Kunci kebahagiaan :
- Subhanallah : rela memaafkan
- Alhamdulillah : bersyukur
- Allahu akbar : tidak membesar-besarkan hal-hal kecil

Hidup akan jauh lebih bahagia apabila kita banyak memberi tetapi sedikt berharap.
Saya sudah belajar bahwa saya tidak selalu mendapatkan apa yang saya suka, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan.

Dua hal yang membuat kita tidak bersyukur :
- Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
- Kecenderungan membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Hidup akan bahagia kalau kita menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
Sumber kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, bukan di luar. Karena itu jangan terlalu memusingkan perilaku orang lain.
Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita di satu tempat.
Sabar berarti hidup di masa sekarang dan menikmati keberadaan Anda.
Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk menjalani prosesnya satu demi satu.

Kita tak selalu dapat memilih lingkungan kita, tetapi kita dapat memilih respon dan tindakan kita sendiri.
Kita sering tergantung pada orang lain untuk menentukan apakah kita bahagia atau tidak. Kita membiarkan orang lain membawa remote control kita dan menekan tombolnya sekehendak hati.
Orang “kaya” yang sebenarnya adalah mereka yang membutuhkan paling sedikit. Mereka sudah cukup puas karena telah menemukan kekayaan berlimpah di dalam diri mereka sendiri.


Summarized from :
LIFE IS BEAUTIFUL
Sebuah Jendela untuk Melihat Dunia
Arvan Pradiansyah. 2004. Jkt : PT Elex Media Komputindo.

Selasa, 11 Mei 2010

Jangan Memulai Sesuatu yang Tidak Bisa Kamu Akhiri

"Jangan pernah memulai sesuatu yang tidak bisa kamu akhiri".
Ya, kalimat ini lah yang pernah saya lontarkan kepada teman saya ketika dia melakukan sesuatu tapi dia sendiri tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Dan ternyata, saat ini saya termakan ucapan saya sendiri. Saya tidak tahu kenapa saya sekarang terperosok ke dalam situasi yang....ehmm...saya sendiri sulit untuk menjelaskannya. Yang saya alami saat ini adalah seperti terjebak dalam lumpur hisap dimana saya sudah terlanjur masuk ke dalamnya dan sulit untuk keluar. Semakin lama, semakin dalam dan sulit untuk kembali. Saya yang sudah memulainya. Dan Apakah saya bisa mengakhirinya? Dan akhir seperti apa yang akan terjadi???

Senin, 10 Mei 2010

Unpredictable..............

Ehm.....lagi banyak pikiran. Ada sesuatu yang begitu menyita pikiran saya akhir-akhir ini. Ingin berusaha menyikapinya dengan tenang, tapi ga tau kenapa semakin saya memikirkannya semakin rumit jadinya. Setidaknya itu yang ada di alam pikiran saya, walaupun mungkin tidak serumit itu kenyataannya. Atau mungkin saja memang saya yang terlalu rumit memikirkannya.

Wouww...sangat, sangat di luar dugaan. Saya sampai tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Hanya mengikuti arus, tapi saya takut terbawa arus terlalu jauh, atau kemudian saya malah semakin tenggelam di dalamnya dan tidak bisa bangkit kembali ketika saya tersadar bahwa saya tidak boleh terjebak di dalam arus itu.

Huuhh...seperti berjalan di jalan berkabut. Ketika semuanya terasa samar. Terus berusaha menyusuri jalan dengan tergopoh-gopoh. Berusaha menjaga langkah agar tidak terjatuh namun tidak tahu apa yang akan menghalangi jalan karena jalan itu begitu gelap. Dan bahkan tidak tahu dimana ujung jalan itu dan seberapa jauh harus melangkah untuk mencapainya. Dan terlebih lagi, apakan ini adalah jalanku, jalan yang harus aku tempuh? Aku pun tidak tahu.

Rabu, 05 Mei 2010

Yang Kita Punya Hanya HARI INI

Tiba-tiba adik kost saya ngajak chatingan di FB. Katanya dia capek. Lalu saya menimpali, "capek kul n tugas ya?". Dia bilang, "Iya, blablabla...." sambil membuat daftar list semua kegiatan yang dia lakukan hari ini. Nah, ini dia cuplikan hasil chatingan saya sama dia (hehehe...maaf ya tin klo hasil chatingan kita aq tulis disini....tp namamu aq samarkan koq...hehe...)

11:44amtin

mbak ijo...capek..

11:53amMe

capek kul n tgs y tin...

11:54amtin

iyah..apalgi hr in..minta tt ke bem n wadek..kurang wadek..trus td mondarmandir ngprint tugas fc, burning materi, ngumpuli...tinggal capeknya sih...padahal kuliah jan set2...

11:55amMe

iya aq ngerti...aq jg udh prnh ngrasain dlu....

stress klo smua deadline jd satu...

11:55amtin

huum...

11:56amMe

tp slma qt msh dkasi energi bwt ngjalaninx, b'arti msih ada yg dsyukuri...b'arti qt masih dkasi ksmpatan...

11:56amtin

sep

11:57amMe

dnikmati aja tin...itu adlh proses dan salah satu rute hidup yg hrs qt lalui...

skrg drasain aja...tar klo km dah lulus ky aq, km akan merindukan saat2 km sibuk2nya kul dlu...

11:58amtin

huum..itu yg kamu rasakan beebrapa hari terakhir kan? hehehe

11:58amMe

dan km tau, aq justru lbh suka hidupq dlu yg penuh warna...

walopun capek, tp g monoton...dan aku dlu menikmatiny...

walopun kadang ada kejenuhan jg klo udah bener2 sibuk...

kadang merindukan hari2 dmn qt bs nyantei...

12:01pmMe

jd y klo skrg km sibuk, y djalani aja apa adanya...jgn t'lalu dianggap beban...

ada yg blg, "permudahlah hidupmu, lapangkanlah urusanmu"

jd y smua t'gantung sudut pandang qt, mau menganggapny sebagai beban ato mau menganggapnya sbg warna-warni kehidupan qt?

itu qt yg memilih...

klo km dah di dunia krja, km ga akan ngerasain lg kehidupan kul, dan km bkl sangat merindukannya...

12:05pmMe

hehehe...aq koq sok serius gini y tin...kyny udh kbanyakan ngomong nih....hehehe...

12:09pmtin

gpp...sharing kan? tambah pengetahuan ke aq

12:10pmtin is offline.

Ya, saya sangat mengerti apa yang dirasakan adek kost saya itu. Dulu juga saya seperti itu. Saya memang bukan seorang aktivis kampus yang punya aktivitas keorganisasian yang seabrek. Saya emang ga suka yang kayak begituan, karena saya ga suka terikat orangnya. Maka kegiatan organisasi yang saya ikuti pun cuma formalitas aja. Ceritanya sih biar nanti pas wawancara kerja ada yang bisa diceritain atau ada kegiatan organisasi yang bisa ditulis di CV...motivasi yang aneh memang....hehehe...

Yang membuat saya sibuk pas kuliah dulu adalah karena saya harus mencari uang tambahan dengan menjadi guru les privat. Puncaknya adalah pas saya harus ngelesi 2 anak SD sekaligus. Wah, hari2 saya bener2 padat waktu itu. Pagi sampe siang harus kuliah dan malamnya harus ngelesi. Wuih...bener2 capek. Dan pada saat yang sama juga saya mulai mengaktifkan diri di salah satu UKM (unit kegiatan mahasiswa) dan hanya mampu bertahan selama setahun. Jadi praktis hari2 saya sangat sibuk. Sama seperti apa yang dialami adik kost saya tadi. Dan kadang merindukan hari2 dimana kita bisa nyantei, dimana bisa bareng temen2 yang lain nonton tv pas malem atau sekedar ngobrol gitu. Ini tiap malem mesti kerja, pulang udah capek, jadinya langsung tidur deh. Begitu setiap harinya. huuh...What a boring life...Setidaknya itu yang saya rasakan dulu...

Tapi ternyata setelah masuk ke dunia kerja, hidup saya tambah monoton. Dunia saya tidak jauh-jauh dari kantor-kost2an...pulang-pergi. Weekend buat ngerjain kerjaan rumah. Klo ada waktu, baru deh jalan-jalan..Huuft...

Jadi, saya justru merasa kehidupan saya lebih berwarna waktu masih kuliah dulu. Setidaknya saya masih bisa melakukan berbagai hal dan tidak monoton seperti sekarang ini. Kadang sempet terbersit pengen balik lagi kuliah kayak dulu.

Tapi waktu tidak bisa diputar kembali. Apa yang sudah terjadi akan jadi masa lalu pada akhirnya. Yang bisa kita lakukan adalah menjalani hari ini yang kita punya. Jadi, lakukan apa yang bisa kita lakukan hari ini. Nikmati saja. Jangan pernah mengeluh. Ini adalah salah satu rute kehidupan yang harus kita lalui. Anggaplah sebagai warna-warni kehidupan kita. Karena suatu saat kita akan melalui rute lain yang lebih sulit dan pada saat itu kita ingin kembali melewati rute yang sudah kita lewati. Dan itu tidak bisa.

Jadi, selagi kita masih bisa merasakan kehidupan kita hari ini, just enjoy it. Karena suatu saat kita akan bersyukur dan beruntung karena kita pernah merasakan apa yang kita rasakan hari ini betapa pun sulitnya itu. Dan kita akan sangat menyesal kalau kita tidak menikmatinya malahan melaluinya dengan setengah hati. Karena sekali itu terjadi, kita tidak akan pernah bisa mengulangnya kembali.

Yang kita punya hanyalah HARI INI. Nikmati. Dan lakukan apa yang bisa kita lakukan hari ini. Sebelum akhirnya hari ini hanya akan menjadi masa lalu di kemudian hari dan menyesali karena kita telah menyia-nyiakan hari ini yang kita punya.

Senin, 03 Mei 2010

Betapa indahnya

Betapa indahnya

Jika lisan ini mampu bertutur kata yang baik

Jika bibir ini mampu memancarkan senyum ketulusan

Jika lisan ini terjaga dari berkata sia-sia

Jika lisan ini terjaga dari fitnah , dusta dan ghibah


Betapa indahnya

Jika hati ini hanya dipenuhi rasa rindu kepadaNya

Jika hati ini bersih dari segala yang mengotorinya

Jika hati ini selalu disirami oleh embun penyejukNya

Jika hati ini hanya Dia yang bertahta


Betapa indahnya

Jika pikiran ini hanya disibukkan dengan mengingatNya

Jika hanya Dia yang kita tuju, tiada yang lain

Jika kita selalu merasa cukup dengan segala jaminanNya

Jika kita hanya bergantung kepadaNya

Jika hanya cintaNya yang selalu kita hiba


Betapa indahnya

Jika kita bisa mencintaiNya dengan sebenar-benarnya cinta, cinta yang paling tertinggi

Dan Dia pun berkenan membalas cinta kita dengan cintaNya yang tiada bandingannya

Semoga kita bisa terus memperbaiki diri agar kita layak menjadi Hamba Allah yang Dia cintai

Karena jika kita sudah mendapat cintaNya, maka tidak ada yang lebih indah lagi daripada itu semua

Biarlah.........

Ketika kita sebenarnya menginginkan sesuatu

Ketika mungkin tersedia jalan bagi kita untuk meraihnya

Atau sekedar untuk mengusahakannya

Tetapi kita memilih untuk tidak mengambilnya

Keputusan yang sulit memang

Tapi sekali lagi itu adalah pilihan

Pilihan untuk membuang jauh semua keinginan

Walaupun keinginan itu sudah terasa dekat

Tapi biarlah keinginan itu melebur bersama waktu

Dan semoga ini adalah yang terbaik

Rabu, 28 April 2010

Just Follow Your Heart

Hidup itu pilihan, bukan? Apapun yang ada di dalamnya semuanya adalah pilihan. Dan yang paling terbaik memang mengikuti apa kata hati kita, tidak peduli apapun yang dikatakan atau dipikirkan orang lain. Memang karena kita bukan orang lain, maka mungkin kita tidak akan mengambil pilihan yang sama dengan orang lain ketika kita ditempatkan di posisi yang sama. Biarlah...kita yang paling tahu apa yang kita mau. Kita yang paling tahu apa yang terbaik bagi kita. Pilihlah sesuatu yang bisa membuat kita merasa lega, dan lupakan semua kemungkinan-kemungkinan yang lain. Just follow your heart, it's the key.....

Jumat, 23 April 2010

Don't Ever Look Me Down!

Kemarin saya ketemu dengan orang paling penting di fakultas saya untuk suatu urusan yang berhubungan dengan pekerjaan saya. Di sela-sela pertemuan itu, Beliau bertanya apakah saya lulusan fakultas sini, udah lulus atau belum, dari jurusan apa, skor toefl berapa, sampai IPK waktu lulus berapa. Trus Beliau juga menyarankan untuk cari pekerjaan lain saja dengan IPK saya yang segitu. Trus Beliau nanya juga saya udah nyoba ngelamar pekerjaan dimana aja. Saya jawab klo saya pernah ngelamar di 'blablabla' tapi cuma sampai tahap psikotes aja. Trus saya juga pernah ngelamar di 'blablabla' tapi gagal di tes kesehatan. Trus Beliau nanya lagi apa saya ga nyoba yang lainnya? Saya jawab "iya, masih dalam proses, Pak!".

well...well..well...kenapa sih orang-orang selalu memandang pekerjaan saya dengan sebelah mata? Ok...pekerjaan saya emang pekerjaan yang sepele. Tapi tahukah klo orang ga jujur ditaro di posisi saya, maka yang terjadi adalah fraud dimana-mana. Jadi, jangan pernah anggap enteng pekerjaan saya. Karena membutuhkan sikap mental yang baik untuk bisa menjalankan pekerjaan ini dengan penuh tanggung jawab.

Emang siapa sih yang ga pengen dapet pekerjaan yang lebih baik, dimana saya bisa mengaplikasikan segenap ilmu yang saya miliki, dimana saya bisa terus belajar dari waktu ke waktu? Saya juga ga mau jadi orang yang stagnan. Tapi, semua itu butuh WAKTU dan PROSES. Dan itu ga gampang (berkaca dari kegagalan saya waktu mengikuti tes masuk CPNS dan BUMN).

Jadi, saya hanya bisa menjalani apa yang saya miliki saat ini, yaitu pekerjaan yang harus tetap saya syukuri karena masih banyak orang lain diluar sana yang belum memiliki pekerjaan. Go with the flow. Bukan berarti hanya mengikuti arus yang mengalir tanpa usaha apapun. Tapi ikutilah jalan hidup yang sudah digariskan oleh Allah untuk kita. Ketika kita harus menemui batu yang menghalangi jalan kita, kita harus tahu bagaimana caranya untuk melewatinya agar kita masih bisa mengikuti arus kehidupan kita.

Kamis, 22 April 2010

Materai........What a Fool Mistake!

Haduh...kenapa ya dari kemarin saya selalu bermasalah dengan yang namanya materai (bukan matre lho...hehe)...Udah dua kali malah. Kemarin saya keliru menempelkan materai di surat pernyataan. Jadi kan kemaren itu ada 2 surat pernyataan dengan nomor yang berbeda yang harus ditempeli materai, dan ada dua salinannya juga sebagai arsip yang hanya cukup ditandatangani saja tanpa ditempeli materai. Nah, kesalahan yang saya lakukan adalah saya menempeli materai di tempat yang salah. Saya menempeli materai di surat pernyataan yang sama, yang satu asli dan yang satunya salinannya. Sedangkan surat pernyataan yang satunya ga ditempeli materai sama sekali, cuma ditandatangani aja...huhuhu...what a fool mistake I've done...huh! Entah karena saya lupa (I'm a forgetful, indeed) atau emang karena lagi terburu-buru jadinya kurang fokus gitu.

Dan hari ini kesalahan yang sama kembali terjadi. Di kuitansi yang seharusnya juga ditempeli materai terlebih dahulu sebelum ditandatangani karena nominalnya lebih dari satu juta, saya juga lupa untuk menempelkan materai...Hiyyaahh, I've made the same stupid mistake....klo kata Westlife mah, "Can't believe that I'm the fool again"......huhuhu...What's wrong with Me???


Bandung......Oh....Bandung........

Bandung................
Kota dimana saya dilahirkan. Kota dimana saya dibesarkan. Kota dimana saya mengecap manisnya masa kecil (red : masa2 SD)...hehehe...suka pengen ketawa deh klo inget masa kecil saya dulu. Masa kecil yang selalu membuat saya ingin kembali merasakannya. Masa kecil dengan sejuta cerita di dalamnya. Masa kecil dimana saya mengukir banyak prestasi. Masa kecil dengan segala keegoisan saya saat itu (jadi inget klo dulu pas masih kecil saya kadang ngeselin dan banyak salah sama orang, moga aja orang2 itu udah maafin saya..:D). Masa kecil yang tidak akan pernah terlupakan. Masa kecil yang inndaaaahhhhh banget. Klo ada yang bilang nih klo masa-masa yang paling indah itu adalah masa SMA, buat saya enggak tuh. Tetep masa kecil lah masa yang paling indah dimana kita menjalani hidup kita apa adanya dengan natural dan ga ada beban sedikitpun yang membelenggu. Semuanya nothing to lose.

Bandung..............
Kota dimana saya bermetamorfosa menjadi seorang perempuan yang mulai melihat dunia lebih dekat lagi. Mulai menyadari realita yang ada bahwa tak selamanya hidup itu indah. Mulai menemukan konflik dalam kehidupannya. Mulai mencari jati dirinya. Mulai berkompromi dengan kesedihan dan rasa sakit. Mulai menentukan kemanakah arah hidupnya.

Bandung................
Ketika saya mulai beranjak dewasa, saya pun harus meninggalkannya dengan sejuta kenangan yang ada. Sedih..........sampai-sampai tangisan pun harus mengiringi keberangkatan saya meninggalkan kota yang saya cintai ini. Bertahun-tahun sudah saya meninggalkannya. Sedikit-sedikit mencoba meng-update kabar Bandung dari jauh. Tapi kesibukan yang ada membuat saya banyak ketinggalan berita mengenai Bandung. Klo ada yang bertanya pada saya, "Astri, kamu tahu ga tempat 'blablabla' di Bandung?", saya tanya balik, "Emang di daerah mana ya?". Aduh kadang ga enak juga klo orang Bandung tapi ditanyain soal bandung ga tau. Bukannya apa-apa sih, aku kan jarang pulang ke Bandung, jadinya ga terlau 'ngeh' dengan perkembangan Bandung sekarang. Mana saya tahu klo di Bandung ada yang namanya A, B C, D,......Z. Harap dimaklumi temen-temen, saya ini kan termasuk tipe anak rumahan yang klo ga sekolah, les, maen ke rumah temen, maen sama temen, jalan2 yang deket2, rekreasi sama keluarga, ya jarang kemana-mana juga. Tipe anak baik-baik gitu deh...*hehehe...mencoba membela diri*. Jadi jarang banget meng-explore tempat2 di Bandung ataupun pernak-pernik di Bandung.

Bandung...............
Temen saya yang dari Tuban koq sering banget ya pergi ke Bandung (dia punya saudara yang sering dia kunjungin di Bandung). Lebih sering dari saya yang rumahnya di Bandung. Uh, Jadi ngiri deh..hehe...Padahal saya ke Bandung paling cuma dua-tiga kali setahun.
Itupun klo ada liburan yang lumayan lama. Bisa lebih dari itu klo emang lagi ada keperluan di Bandung. Wuiih...ga kuat deh klo harus sering-sering bolak-balik Surabaya-Bandung. Huaahh, berat di ongkos dan capek di jalannya.

Bandung................
Masih kebayang suasana di Bandung. Suasana yang selalu bikin betah. Walaupun kata orang sekarang Bandung udah ga dingin kayak dulu lagi, tapi udara dan suasananya masih lebih bersahabat daripada disini, di Surabaya. Seperti ada nuansa yang....ehhm...apa ya saya juga ga bisa ngejelasinnya. Pokoknya nuansanya beda aja klo lagi di Bandung.

Bandung.................
Walaupun mungkin saya akhirnya tidak tinggal di Bandung nantinya, tapi tetep Bandung adalah kota yang akan selalu saya rindukan, tempat yang ingin saya tuju ketika kepenatan sudah mengusik hati dan jiwa saya. Bandung.....oh....Bandung.....

Ridholah atas Skenario Allah

Terkadang kita tidak ridho menerima segala takdir Allah yang terjadi dalam hidup kita. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita, atau kita tidak mempu meraih apa yang kita inginkan, maka pikiran kita pun mulai mereka-reka apa yang terjadi. Yang ada dalam pikiran kita mungkin saja, “Kenapa bisa gitu ya?”, “Apa yang salah sih?”, “Coba aja kalau aku begini..”, “Andai aja aku…..” dan seterusnya dan seterusnya. Yang pada intinya semuanya bermuara pada ketidakridhoan kita atas kehendak Allah.

Apa kita bisa menjamin apa yang kita inginkan itu yang terbaik untuk kita? Dan apa kita juga bisa menjamin kalau sudah melakukan ini dan itu kita juga bisa meraih apa yang kita inginkan? Belum tentu kan. Sudahlah, Allah tidak mungkin salah dalam memperhitungkan. Semua yang terjadi pasti sudah diperhitungkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya. Kita tidak akan pernah bisa mencegah apa yang Allah kehendaki terjadi dan kita pun tidak akan pernah bisa mengusahakan sesuatu yang tidak pernah Allah kehendaki terjadi. Dan kita makhluk yang banyak tidak tahunya ini bahkan cenderung sok tahu, sekali lagi tidak akan mampu menebak apa yang Allah kehendaki dan akal kita yang pas-pasan ini tidak akan mampu untuk menjangkau semua perbuatanNya.

Sudahlah, jalani saja skenario kehidupan kita dengan baik. Jadilah aktor dan aktris yang profesional supaya kita menjadi the best actor and actrees dan bisa mendapatkan awward, yaitu sebuah tiket menuju surga. Allahlah yang sudah menulis skenario kehidupan kita dan Dia tidak akan mungkin salah dalam memberikan peran kepada hamba-hambaNya. Semuanya sudah ditempatkan pada perannya masing-masing. Jalan cerita pun sudah dibuat dengan sedemikian rupa. Tidak ada yang salah sedikitpun. Yang salah adalah kita sendiri yang kadang tidak berperan sesuai dengan skenario yang harus kita mainkan, tidak terima dengan cerita yang dibuat oleh Allah dan malah ingin memainkan cerita yang sesuai dengan keinginan kita. Ya ga bisa donk. Yang jadi sutradara kan Allah, kita kan hanya pemain saja.

Jadi, berlakulah sebagaimana mestinya. Ridho atas skenario kehidupan kita. Ikhtiar jalan terus, tapi pasrahkan semua hasilnya hanya kepada Allah. Apapun hasilnya pasti itulah yang terbaik dalam pandangan Allah untuk kita dan jangan mengeluh sekalipun jika itu tidak sesuai dengan harapan kita. Maka jika kita melakukannya, kehidupan ini pun tidak akan pernah membelenggu kita sedikitpun.


Senin, 19 April 2010

It's Not a Big Deal....

Pagi tadi entah kenapa mood saya udah jelek. Ya, ada suatu hal yang membuat saya cukup kesal (ga usah disebutin ya hal itu apa..). Yang jelas pagi ini juga saya harus merusak puasa saya karena saya sedikit membalas perlakuan orang yang kurang menyenangkan itu. Walaupun ga terang-terangan dan kalau orang itu ga 'ngeh', maka dia pun ga akan menyadari kalau sebenarnya saya sedang membalas perbuatannya pada saya atau paling tidak saya sedang menunjukkan kalau saya ini ga terima dia berbuat begitu. Sebenarnya, ada suara-suara dalam hati saya yang mengingatkan saya untuk bersabar dan tidak membalas perbuatan orang itu. Tapi entah kenapa setan di dalam diri saya yang kemudian menang dan mendorong saya untuk melakukan sedikit pembalasan. Astagfirullahal 'azhim... Ya, saya tahu puasa saya sudah tidak sempurna lagi karena saya sendiri lah yang sudah merusak nilai puasa saya dengan sesuatu yang sebenarnya tidak penting karena saya tidak mampu mengendalikan nafsu amarah saya sendiri.

Terkadang dalam hidup kita menemui berbagai hal yang bisa mengaduk-ngaduk emosi kita. Tapi jika dilihat lagi, sebenarnya hal itu bukanlah sesuatu yang perlu dibesar-besarkan apalagi sampai didramatisir sedemikian rupa. It's just a small stuff. Dan hal itu juga tidak akan kita ingat dalam waktu yang lama, hanya emosi sesaat saja. Jadi, untuk apa kita mengerahkan semua energi kita untuk memikirkannya atau menyikapi hal itu secara berlebihan? Hanya buang-buang waktu dan tenaga saja. Dan sebagian besar yang kita temui dalam kehidupan kita pun sebenarnya hanya masalah kecil saja. Kita lah yang lebih sering membesar-besarkannya. Jadi, ketika kita menemui sesuatu yang tidak mengenakkan, membuat kita kesal dan emosi, sekali lagi itu bukanlah persoalan yang besar. Cobalah untuk tenang dan berikan sedikit waktu kepada otak kita untuk berpikir (karena otak lebih rasional), pantaskah kita sampai sebegitu emosinya untuk hal sekecil ini? Dan katakan juga pada diri sendiri bahwa "It's not a big deal". Sehingga apapun itu tidak akan terlalu menyita perhatian kita terlalu besar karena sekali lagi It's just a small stuff.



Menunggu.....

Siapa sih yang suka klo disuruh menunggu? Ada yang bilang klo menunggu itu adalah pekerjaan yang paling membosankan atau menyebalkan. Termasuk saya sendiri paling ga suka klo yang namanya disuruh nunggu. Bisa mati gaya deh. Seperti tadi contohnya, saya harus menunggu untuk bertemu dengan atasan saya hampir satu jam lamanya. dan Biasanya bisa lebih dari itu lho. Dan seperti biasanya juga, saya sampe terkantuk-kantuk dan menguap bolak-balik saking lamanya. Ya begitulah yang namanya menunggu. Iya klo ada aktivitas yang bisa mengalihkan kita dari kebosanan menunggu. Nah, klo kejadiannya pas lagi nunggu itu sendirian, waah bosennya bisa setengah mati. Perasaan udah ngutek-ngutek HP, dengerin musik, sampe ngelamun ga jelas, tapi koq masih belum selesai juga tuh yang ditungguin. Ah, menunggu apapun itu yang pasti tidak menyenangkan.

Menunggu yang pasti-pasti aja udah ga menyenangkan apalagi kalau menunggu yang belum jelas, uh tambah ga enak deh pokoknya. Kenapa kita bisa sabar menunggu? Karena kita tahu berapa lama kita harus menunggu dan sampai kapan kita harus menunggu. Selama proses menunggu itu, kita bisa melakukan aktivitas lain untuk mengalihkan kita dari kejenuhan menunggu. Dan ketika tiba saat-saat yang kita tunggu itu datang, waktu terasa begitu cepat dan penantian kita itu tidak terasa lama. Nah, beda lagi kalau yang ditunggu itu ga jelas waktunya. Misalnya aja pekerjaan atau jodoh *hehehe...curcol nih ceritanya...:D

Kita tidak pernah tahu apa pekerjaan yang terbaik menurut Allah untuk kita ataupun siapa jodoh kita dan kapan waktu yang tepat bagi kita untuk mendapatkan pekerjaan yang terbaik ataupun bertemu dengan jodoh kita. Di saat-saat seperti itulah kita biasanya akan terus didera oleh kebimbangan.

Sebenarnya masalah rezeki ataupun jodoh sudah diatur dengan baik oleh Allah Yang Maha Baik. Waktunya pun sudah ditetapkan. Jadi, kuncinya cuma satu. Yakinlah bahwa kita pasti akan mendapatkannya suatu saat. Itu hanya masalah waktu saja. Sambil menunggu, kita kan bisa melakukan aktivitas lain untuk mengalihkan kita dari kejenuhan menunggu. Dan jika saatnya sudah tepat, pasti kita akan menemukan apa yang selama ini kita tunggu-tunggu.



Jumat, 16 April 2010

Ketika Diam itu Lebih Baik

Sadarkah kita ketika kita terlalu banyak bicara terutama bicara-bicara yang tidak bermanfaat, ada semacam sensor di dalam diri kita yang mengatakan, "Husshh, kamu kayanya udah terlalu over deh ngomongnya!". Ya, ketika hati kita masih peka, sensor seperti itu akan muncul untuk mengingatkan kita terhadap apa yang kita lakukan kalau memang dirasa salah.

Bukan berarti kita tidak boleh bicara lantas menjadi seorang yang pendiam. Namun berbicara sesuai tempat, waktu, dan porsinya akan lebih baik daripada berbicara yang tanpa arah dan tujuan. Terkadang kita ini memang sulit untuk mengendalikan lisan kita, bener ga? Apa-apa yang terlihat dan terdengar langsung dikomentari, dan tidak jarang komentarnya pun adalah komentar yang negatif. Hanya menghabiskan energi dan ga bermanfaat sama sekali. Bikin yang denger pun jadi gerah. Lalu, kebanyakan mengeluh pun tidak baik lho. Seringkali ketika kita mengalami sesuatu yang ga enak, kita langsung mengeluh. Pake didramatisir segala lagi, seakan-akan kita sedang menghadapi a big trouble. Padahal kenyataannya ga seperti itu. Kita aja yang terlalu lebay. Nah, yang ini juga kurang manfaat, hanya buang-buang tenaga aja. Ga nyelesein masalah sama sekali. Terus, selain itu kita juga sering marah-marah ga jelas gitu. Masalahnya sih ga seberapa, tapi marahnya sampe ga ketulungan. Ini juga jadinya ga proporsional. Tidak menempatkan sesuatu pada porsi yang seharusnya. Banyak bicara lainnya yang ga baik adalah ketika kita terlalu sibuk membicarakan keburukan orang lain tanpa berkaca dulu siapa diri kita. Jangan-jangan kita tidak jauh lebih baik dari orang yang kita bicarakan itu. Kita kadang terlalu sibuk dengan urusan orang lain, padahal ga ada hubungannya sama sekali sama hidup kita, tapi koq malah kita yang capek-capek mikirin.

Selayaknya kita bisa mengendalikan lisan kita dari bicara yang tidak perlu, bicara yang berlebihan, bicara yang tidak baik, mengeluh dan marah-marah. Apapun kalau diletakkan sesuai dengan porsinya akan menjadi lebih baik. Cobalah bertanya kepada hati nurani kita ketika kita akan berbicara, "Apakah saya perlu membicarakan ini? Apakakah ini ada manfaatnya? Apakah ini tidak akan menyakiti orang lain? Dengan begitu, perkataan-perkatan yang akan terlontar dari lisan kita adalah perkataan-perkataan yang sudah diminimalisir kemudorotannya karena melalui penyaringan terlebih dahulu. Bukankah dengan satu perkataan pun jika kita tidak hati-hati dapat menjerumuskan kita ke dalam api neraka? Na'udzubillahi. Maka mulai saat ini, alangkah bijaknya jika kita mulai memperhatikan setiap perkataan kita agar jangan sampai perkataan kita membuat kita celaka.

Jadi, Ketika diam itu lebih baik, kenapa kita harus banyak bicara???


Kamis, 15 April 2010

Stop Complaining...

Lagi banyak yang dipikirin nih. Sampe-sampe udah posting 3 tulisan hari ini (termasuk tulisan ini). Ehm...lagi banyak pikiran atau emang lagi ga ada kerjaan ya? hehehe...whatever lah...mumpung lagi banyak inspirasi gini, mending ditulis aja di catatan ini. Kan lumayan untuk menambah catatan perjalanan hidupku. Bisa dibaca-baca lagi nantinya.

Oke...kita mulai aja ya. Hiyyaahh..apaan coba kayak mau memulai apaan aja...hehe...

Setiap kita pasti pernah ngerasain yang namanya capek. Tapi ini bukan sembarang capek kayak udah berjalan berkilo-kilo meter gitu. Atau capek karena udah ngangkat beban berton-ton. Capek disini adalah capek hati, capek pikiran, capek jiwa dan raga dalam menjalani hidup ini. sampai-sampai semuanya terasa hampa. Hidup terus dijalani tapi kita ga tau mau dibawa kemana hidup ini. Apa yang akan terjadi di masa depan kita juga belum jelas. Ya iyalah kan cuma Allah yang tahu takdir kita. Semuanya serba ga jelas yang membuat kita menjadi semakin resah dan gelisah menghadapi hari esok. Ngeliat ke kanan, banyak orang-orang yang udah sukses dalam karir, pendidikan bahkan jodoh. Ngeliat ke kiri, banyak orang yang begitu beruntungnya seakan hidupnya lempeng-lempeng aja. Lalu bagaimana dengan kita sendiri?

Jujur, terkadang itu membuat kita menjadi iri. Manusiawi banget kan kalau kita iri melihat rumput tetangga yang lebih hijau? Mulailah di pikiran kita dipenuhi oleh pikiran-pikiran "Koq enak banget ya dia udah dapet kerjaan yang mapan sekarang?, atau "Ih, dia udah nikah sekarang, udah mau punya anak lagi, aku kapan ya?", atau bahkan "Wah, enak banget ya dia bisa kuliah S2, jadi pengen deh!".

Pasti semua itu pernah terlintas di benak kita walaupun dengan redaksional yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang kita hadapi. Ya, mau dibilang wajar boleh juga. Bagaimanapun kita kan cuma manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan mental kita yang sangat rapuh membuat kita bersikap seperti itu. Tapi ya kalau bisa jangan sampe seperti itu. Jangan sampe kita iri terhadap kenikmatan orang lain. Karena iri hanya akan merugikan kita. Iri hanya akan memakan semua kebaikan kita seperti api memakan kayu bakar. Habis, hilang tak bersisa. Sayang sekali kalau gitu. Udah mah pahala kita cuma sedikit, kalau harus diambil bisa-bisa yang ada malah tekor lagi. Rugi banget kan???

Jadi syukuri aja hidup kita. Yang belum ada ga usah terlalu dipikirin. Mending bersyukur aja atas nikmat yang masih Allah titipkan kepada kita. Karena kalau kita mau sedikit melihat ke sekeliling kita, maka akan kita saksikan begitu banyak orang yang tidak Allah titipi dengan nikmat yang masih bisa kita rasakan sampai detik ini. Jadi lebih baik kita menjaga semua amanah ini sebagai bentuk syukur kita kepada Allah.

Dan dari buku yang pernah aku baca, disana dikatakan bahwa jika kita ingin hidup bahagia kuncinya sangat sederhana. Jangan pernah meletakkan kebahagiaan pada atribut duniawi seperti harta, kekayaan, karier, pangkat, jabatan, dan atribut keduniawian lainnya. Karena ketika kita meletakkan kebahagiaan kita pada atribut dunia semata, maka bersiap-sipalah untuk kecewa karena dunia tidak akan selalu berpihak pada kita. Maka sedikit mengalami kesulitan saja kita akan mudah berputus asa. Tetapi jika kita merasa bahagia ketika kita dekat dengan Allah, maka apapun yang terjadi pada kita, kita tidak akan mudah terpuruk karena percaya bahwa semua yang terjadi atas diri kita adalah kehendak Allah dan itu adalah salah satu episode kehidupan kita. Allah lah yang menjadi sutradaranya. Sehingga apapun scenario yang diberikan kepada kita oleh Sang Sutradara kita akan melakoninya dengan baik.

Makanya apapun keadaan kita, jangan pernah mengeluh apalagi sampe iri pada orang lain. Percayalah, Allah yang Maha Adil sudah mengatur segala sesuatunya dengan baik. Jadi berbaik sangkalah kepada Allah. Bahkan ada salah satu ustadz yang intinya mengatakan bahwa kalau kita mengeluh terhadap takdir Allah, berarti kita tidak percaya pada Allah. Orang semua yang terjadi pada kita adalah kehendak Allah. Jadi, apapun keadaan kita, kita harus percaya bahwa kita masih punya Allah. Percayalah bahwa apapun skenario yang harus kita mainkan itu adalah yang terbaik menurut pandangan Allah untuk kita. Mulai dari masalah rezeki sampe masalah jodoh sekalipun, kita jangan pernah takut. Percayalah Allah sudah mempersiapkan yang terbaik untuk kita. Tinggal sekarang bagaimana ikhtiar kita untuk menjemputnya.

Lagipula, kita hidup di dunia ini juga ujung-ujungnya bakal meninggal. Dunia ini kan hanya tempat persinggahan sementara. Jadi jangan sampai dunia ini membuat kita susah. Jalani saja apa adanya sesuai dengan skenario Allah. Kalau kita sudah disibukkan dengan dunia, maka kapan kita akan mempersiapkan bekal untuk menuju akhirat kita? Jangan sampai kesibukan dunia melalaikan kita dari mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang lebih kekal.


Let The Past Be The Past

Yang kita punya adalah hari ini. Masa lalu dengan segala kenangannya sudah berlalu dan tidak akan mungkin kembali lagi. Hanya bisa dikenang walaupun tidak bisa dilupakan begitu saja. Akan membuahkan senyuman ketika mengingatnya jika kenangan itu manis dan akan meninggalkan segores luka jika kenangan itu pahit. Dan masa depan belum tentu ada buat kita. Jadi apapun yang sudah terjadi di masa lalu, biarkanlah berlalu. Biarkan tersimpan di ruang hati kita. Dan lakukanlah apapun yang terbaik yang bisa kita lakukan hari ini. Terus menatap ke depan. Jika kita masih diberikan kesempatan untuk mengecap masa depan, setidaknya kita sudah mempersiapkannya dengan baik hari ini. Kalaupun tidak, setidaknya kita sudah berusaha untuk berbuat yang terbaik dalam hidup kita.

Ga Boleh Suudzon

Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurât (49):12)

Terkadang kita terlalu banyak berprasangka buruk terhadap orang lain ataupun keadaan tertentu yang kita pun tidak mengetahuinya secara pasti. Ketika melihat suatu keadaan atau seseorang yang menurut pandangan kita tidak baik, kita cenderung asal nyeplos, asal komentar, asal menyimpulkan padahal kita sendiri tidak mengetahui kebenarannya. Padahal di balik semua kejadian ataupun yang seseorang lakukan pasti ada alasannya. Jadi jika kita tidak tahu, alangkah baiknya kalau kita diam. Itu jauh lebih baik karena kita akan terhindar dari dosa ghibah jika yang kita persangkakan itu benar dan dari dosa fitnah jika yang kita persangkakan itu tidak benar. Lebih baik kita sibuk dengan bermuhasabah karena kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita anggap tidak baik itu.




Jumat, 09 April 2010

FATAMORGANA




Semua yang kulihat dulu, ternyata hanyalah fatamorgana yang semu...
Semua yang kurasakan dulu, ternyata juga hanya fatamorgana...
Semua yang ada di hidupku juga ternyata hanyalah fatamorgana...
Hanya fatamorgana, nampak indah tapi tidak begitu kenyataannya...
Hanya fatamorgana...hanya fatamorgana...



Kamis, 08 April 2010

Aku Masih Disini........

Ketika mereka sudah berada di sana
Aku masih disini, di tempat yang sama
Ketika mereka sudah melangkah jauh meninggalkanku
Aku masih disini, di tempat yang sama
Ketika mereka sudah berlari mengejar impian mereka
Aku masih disini, di tempat yang sama
Ketika mereka sudah meraih bintang mereka
Aku masih disini, di tempat yang sama
Kapan aku bisa beranjak dari tempat ini?
Bisa melangkah jauh, berlari dan meraih bintangku?????




Selasa, 30 Maret 2010

Keep Istiqomah........

Smoga tetap istiqomah ya dek...Itulah pesan yang selalu diucapkan oleh murobiku setelah sms aq. Karena kesibukan kita masing-masing, kita sudah ga bisa ketemu lagi. Aku sudah lama tidak mendengar siraman rohani dari mbak-ku yang satu ini yang selalu bisa 'menyeret' aku kembali kepada Allah ketika hatiku lalai, ketika aku merasakan kegersangan hati. Kata-katanya yang lembut dan tidak pernah terkesan menggurui, selalu membuat aku nyaman. Karena kita kesulitan untuk bertemu, maka sekali-sekali kita ber-sms ria untuk sekedar bersilaturahim dan untuk mengetahui kabar masing-masing. Dan selalu ada pesan terselip di akhir sms itu untuk saling mengingatkan agar kita bisa sama-sama istiqomah.

Ya, sama seperti hidayah, hanya Allah lah yang berhak menitipkan keistiqomahan dalam diri kita, karena hanya Dia yang maha membolak-balikan hati manusia. Sebagai manusia, kita hanya bisa saling mendoakan satu sama lain agar Allah menggolongkan kita menjadi hambaNya yang istiqomah. Dan sebagai ihtiarnya kita harus terus belajar dan menghadiri majelis ilmu. Karena di tempat-tempat itulah kita akan selalu diingatkan kepada Allah. Semoga dengan begitu kita bisa terus istiqomah di jalanNya.






Senin, 29 Maret 2010

Kacau....

Tiba-tiba begitu banyak yang berkecamuk dalam pikiran ini. Tidak ingin terlalu memikirkannya, tapi tetap terpikirkan juga. Pertanyaan "Apa sebenarnya di balik semua yang terjadi" selalu menggema di alam pikiran sadar dan bawah sadarku. Membuat pikiranku semakin kacau. Selalu berusaha menganggap semuanya baik-baik saja tapi kenyataannya tidak begitu adanya.


Jumat, 26 Maret 2010

Sapalah Dia.........

Ketika kita merasa sangat terpuruk, ketika hati kita terasa gundah dan gelisah, ketika hidup kita terasa berat, banyak yang kemudian tersadar dan semakin menyadari keberadaannya yang sangat kecil dan serba tidak berdaya di hadapan Dia yang maha Besar. Banyak yang akhirnya bersimpuh dan tersungkur bersujud kepada Allah dan memohon ampun serta diberikan jalan keluar atas semua masalahnya. Karena hanya dengan kehendakNya lah segala sesuatu bisa terjadi.

Tapi tidak sedikit juga orang yang kemudian malah semakin menjauh dari Allah karena merasa Allah telah berlaku "kejam" kepadanya dan tidak mau menolongnya sedikitpun. Benarkah Allah tidak mau menolong kita? Benarkah Allah seperti itu?
Tentu saja tidak. Allah itu Maha Baik dan dengan Kasih sayangNya yang Maha Luas tidak akan mungkin memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hambaNya. Dia pasti sudah mengukur kemampuan kita dengan sebaik-baiknya. Bukannya Allah tidak mau menolong kita. Tapi Dia hanya ingin melihat seberapa besar kesunguhan kita untuk datang padaNya, 'curhat padaNya' dan memohon segala pertolonganNya. Karena kebanyakan dari kita tidak sabar dengan datangnya pertolongan Allah tanpa melakukan usaha apapun. Dan ketika pertolongan itu belum kunjung datang juga, kita malah sibuk menyalahkan Allah dan 'ngambek' padaNya dengan malas-malasan Shalat lah, Shalat juga seadanya, ibadah yang lainnya ogah-ogahan. Bagaimana datangnya pertolongan Allah kalau kita tidak sungguh-sungguh mendekat dan meng-hamba kepadaNya. Biasanya kalau kita minta pertolongan makhluk aja, kita pasti bersikap manis, baik-baikin mereka lah, ngambil hatinya. Masa sama Allah kita ga bisa bersikap begitu. Allah hanya akan mencintai hambaNya yang juga mencintaiNya dengan sebenar-benarnya cinta. Dan Allah akan memberikan apapun yang terbaik untuk hamba yang dicintaiNya itu.

Jadi ketika pertolongan Allah tidak kunjung menghampiri kita, cobalah kita muhasabah. Periksa hati kita, sudahkah hati kita bening. Jangan-jangan hati kita masih dikotori oleh penyakit hati. Periksa juga ibadah kita, sudahkah kita mempersembahkan ibadah kita yang terindah kepadaNya?

Kapanpun kita mempunyai masalah, coba sapalah Allah disetiap Shalat dan sujud kita. Sapalah Allah melalui Qiyamul lail dan Dhuha kita. Sapalah Allah melalui tilawah dan dzikir kita. Sudahkah kita melakukannya? Maka jangan pernah berharap Allah akan menyapa kita melalui semua pertolonganNya kalau kita pun masih enggan menyapaNya.

Dalam hadith qudsy (http://kaklongnadya.multiply.com/journal/item/31), Allah berfirman : "Aku selalu mengikuti sangkaan hambaKu terhadap diriKu dan Aku selalu menyertainya ketika ia berzikir kepadaKu". Jika berzikir di dlm hati peribadinya (sendirian). Aku pun brzikir pdnya dlm diriKu dan jika berzikir padaKu di depan umum, Akupun brzikir padanya di muka umum yg lebih baik dari golongannya, dan bila ia mendekat padaku sejengkal Aku mendekat padanya sehasta, dan bila ia mendekat padaku sehasta, aku mendekat padanya sedepa, dan bila ia datang padaku berjalan, Aku datang kpdnya berjalan cepat (brlari)..


Rabu, 24 Maret 2010

Bingung...........................

Apa yang kita rasakan kalau menangani persoalan yang sama selama berbulan-bulan, mulai dari kita ga tau pokok persoalannya apa sampai kita udah fasih mengenai masalah itu?

*Bosen
*Pusing
*Males
*Bingung
*Ga tau mau ngomong apa

Perasaan-perasaan itu yang aku rasain selama ini. Sampai males ngurusinnya. Masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan hanya dengan komunikasi aja. Kenapa harus sampai ribet begini? Sampe ga selesai-selesai masalahnya. Yang satu maunya begini, yang satu maunya begitu. tapi satu sama lain ga pernah mengkomunikasikan apa yang diinginkan oleh masing-masing. Alhasil aku yang jadi korban sebagai "si penyambung lidah". Selalu jadi serba salah ketika keinginan masing-masing tidak seiring sejalan padahal seharusnya memiliki kepentingan yang sama. Egois kah? Gengsikah? Sampai-sampai ga mau saling bicara. Huuufft....


Kamis, 18 Maret 2010

Pushover................

Ada yang tahu apa artinya pushover ga? Menurut salah satu situs yang aku baca, pushover itu artinya,

"orang yang nurut terus, sejenis yang meng-yes-kan semua permintaan orang lain meski bisa nyusahin diri sendiri, dan gampang dimanfaatin orang lain gitu deeehhh…"

Are you a pushover?

Ehm....sometimes....yup...terkadang aku emang sering meng-iya-kan klo lagi dimintain tolong sama orang tanpa berpikir dulu apa aku sanggup melakukannya atau tidak. Dan seringnya sih aku nyesel setelah menjanjikan bakal bantuin seseorang dan ternyata semua di luar kemampuanku.


Ya, tapi niatnya sih cuma pengen bantu aja walaupun terkadang juga ujung-ujungnya nyusahin diri sendiri. Bukannya nolong orang itu salah satu cara untuk berbuat baik? Iya sih, tapi kita juga mesti ngukur kemampuan kita, bisa ga kita melakukannya. Jangan sampe nanti kita udah mengiyakan, eh taunya di tengah jalan kita mengundurkan diri dan lepas tanggung jawab gitu. Itu juga ga baik karena orang yang udah minta tolong ke kita pasti udah berharap lebih, eh taunya kita ga bisa bantu sampe selesai. Dia pasti akan kecewa sekali. Mendingan dari awal kita nolak secara halus kalo emang kita ga punya kapabilitas untuk membantu orang lain. Serahkan saja pada ahlinya. Apapun itu kalau ditangani oleh orang yang tepat pasti hasilnya juga akan baik.....

Kamis, 11 Maret 2010

Back To Library...............

Udah lama ga mengunjungi perpustakaan kampus, jadi lumayan kikuk jg. Soalnya perpus kampusku sekarang looks different with new appearence. Lantai bawah jadi terkesan lebih modern gitu. Tapi tetep lantai 2 dan lantai 3 masih dengan kesan kontemporernya alias masih sama seperti yang dulu walapun layout-nya rada2 berubah sedikit tetep ga ngefek tuh.

Kunjungan kali ini tidak lain karena aku mau cari literatur buat skripsinya mbak kostku dulu. Kalau enggak sih kayanya males juga aku ke perpus. Secara aku tuh paling ga bisa banget kalau berada diantara tumpukan buku-buku yang berjejer segitu banyaknya.
Ga tau kenapa setiap mencium aroma buku di perpustakaan bawaannya jadi ngantuk dan pusing...hehe...
Aku baru bisa nyaman kalau ada di ruang bacanya fakultasku. Ruangannya terang banget, dingin, kursinya nyaman, trus buku-bukunya juga lumayan up to date. Jadinya ga berasa kayak di perpus.

Selain karena tampilan dan pelayanannya yang sedikit berbeda, aku juga lumayan kikuk karena aku mesti 'menyusup' masuk ke perpus pake Nim adek kostku. Secara aku kan udah lulus jadi Nim aku udah ga bisa dipake lagi. padahal kalau mau masuk perpus mesti login dulu ke komputer dengan memasukkan Nim kita.

Hari pertama berhasil masuk ke perpus tanpa login karena petugasnya lagi ga ada...(waktu itu petugasnya lagi kemana ya? ga tau tuh...mestinya kan standby terus biar ga ada penyusup2 yang bisa masuk kayak aku...hehe...)

Eh, dasar pelupa, udah lama banget sejak terakhir nyusun skripsi, aku lupa nyatet halaman dari bahan yang aku tulis. Jadi apa yang terjadi? Yup, betul sekali teman-teman. Aku mesti balik lagi donk hari ini buat nyatet halamannya. Tadinya sih sempet minta tolong temenku yang kerja disana buat nyatetin, tapi koq ga ada respon dari dia (belakangan aku baru tahu kalau ternyata dia lagi sibuk jadinya terlambat bales smsku), so mau ga mau emang harus balik lagi ke perpus.

Eh, ternyata petugasnya lagi ada. Ya udah dengan pede-nya aku login pake Nim adek kostku itu. Ternyata setelah di- enter, fotonya keluar. langsung aja aku melarikan diri, secara ntar ketahuan fotonya bukan aku kalau aku lama-lama disitu.

Aku akhirnya ke lantai 3 buat nyari itu buku. Udah ketemu, langsung deh aku catet halaman dari bahan yang udah aku tulis kemarin. Huuh...ternyata panas banget di lantai 3. Mataku menerawang kesana-kemari mencari dimanakah letak ACnya koq ga kerasa banget dinginnya. Aku cuma bisa nemuin ada satu AC yang bertengger di dinding perpus. Ga tau deh apa emang cuma ada satu AC atau yang lainnya bersembunyi di balik rak-rak buku itu. Pantes aja panas, orang ruangan segede gitu tapi ACnya ga memadai. Gimana orang mau betah berlama-lama di perpus coba, kalau suasananya ga nyaman gitu.

Ya, masukan buat para pustakawan agar memperbaiki pelayanan di perpustakaan agar makin banyak orang yang tertarik untuk datang ke perpustakaan...





Rabu, 03 Maret 2010

Hanya bisa terdiam...

Tiba-tiba salah satu teman senasib seperjuangan waktu tes masuk salah satu BUMN menghubungiku bilang kalau pengumuman tes tahap 2 sudah keluar. Seketika itu juga aku membuka websitenya dan kudapati kenyataan bahwa namaku tidak ada dalam daftar peserta tes yang lolos.

Seperti ada sesuatu yang menyesakkan dada ini. Aku hanya bisa terdiam sambil terus mengamati daftar nama itu satu per satu berharap namaku terselip diantaranya. Tapi ternyata tidak. Namaku benar-benar tidak ada. Nyesek banget rasanya. Bahkan ketika memberitahukan hal ini ke temen satu ruanganku, mataku sedikit berkaca-kaca. Hanya saja aku berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis.
Ini bukan karena aku begitu menginginkan pekerjaan ini. Ini adalah mengenai bagaimana rasanya mengalami 2 kegagalan sekaligus dalam waktu yang hampir bersamaan. Kegagalan yang telah meruntuhkan benteng kepercayaan diriku. Kegagalan yang membuat aku enggan mencoba lagi yang lainnya.


Aku mungkin bisa pulih dari keadaan ini sesegera mungkin bahkan ketika menulis catatan ini pun aku sudah baik-baik saja. Tapi bagaimana aku harus memberitahu ini pada orang tuaku yang berharap aku bisa diterima? Yang penting aku sudah mengingatkan mereka untuk kemungkinan terburuk dan bagaimanapun mereka harus bisa menerima semua itu. Bahwa ini adalah bagian dari proses untuk menuju yang terbaik.

Senin, 01 Maret 2010

Ketika namaku tidak ada.....

Sudah lama aku menunggu jawaban ini, sudah hampir dua bulan sejak aku mengikuti tes cpns tahap 2 sebuah instansi pemerintah. Ada rasa penasaran yang sangat besar sekali dalam hatiku. Berbeda kejadiaanya waktu tes tahap pertama dulu. Masuk ga masuk aku tidak terlalu berharap. Selain saingannya yang lumayan banyak, soal-soalnya yang sempet bikin aku "speechless" karena saking banyaknya, aku juga tahu kalau peluangnya kecil banget karena yang mau diambil juga sedikit dari seantero negeri ini. So, aq ya nothing to lose aja waktu ngejalanin tes tahap 1.
Eh, ga disangka2 lulus juga. Alhamdulillah.Tapi kelulusan ini udah membuat aku berharap banyak terutama kedua orang tuaku untuk lolos juga ke tahap-tahap selanjutnya.
Perasaan deg-degan terus menderaku mendekati waktu pengumuman kelulusan tes tahap 2. Berkali-kali lihat di internet tapi koq belum ada juga sampai melebihi batas waktu yang sudah ditentukan. Dan ketika hasilnya sudah keluar, dag-dig-dug, itulah yang aku rasakan ketika akan membuka daftar nama peserta yang lulus. Dan ketika namaku ga ada, seketika itu juga aku tercengang. Dan setelah itu entah kenapa koq rasanya biasa aja.
Ya, ga bisa dipungkiri ada sedikit rasa penyesalan karena aku sudah ada di tahap ini. Beda kejadiannya kalau aku ga lolos di tahap 1. Aku berusaha untuk berpikir kira-kira salahnya dimana ya waktu tes kemarin. Ah, tapi aku berusaha untuk ga memikirkannya karena pasti ada seribu satu alasan kenapa aku ga lolos. Yang pasti aku sudah melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan. Dan ketika jawabannya adalah tidak, berarti itu bukan yang terbaik untukku. That simple.

Dan akhirnya aku belajar satu hal dri semua ini, bahwa aku harus mengosongkan harapan ketika menginginkan sesuatu. Ga tau kenapa aku selalu gagal mendapatkan sesuatu ketika aku berharap terlalu banyak. Tapi sebaliknya ketika aku ga berharap, justru aku mendapatkannya. Aku juga bingung karena ini bertetntangan dengan teori yang mengatakan bahwa apapun itu tergantung dari apa yang kita pikirkan. Tapi anehnya teori ini ga berlaku buat aku. Justru ketika aku berharap sesuatu, aku malah ga mendapatkannya walaupun aku udah berusaha sebaik mungkin. Eh, ketika aku menjalani sesuatu tidak dengan sepenuh hati, hasilnya malah bagus.

Ya, mungkin untuk ke depannya aku ga boleh terlalu berharap kali ya. Cukup dengan melakukan semuanya yang terbaik, masalah hasilnya biar Allah yang menentukan. Harapan itu cukup disimpan dalam hati aja dan biar hanya Allah yang tahu. Dan Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Jadi apapun itu, diterima aja dengan Ikhlas karena pasti itu yang terbaik untuk kita dan pasti selalu ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari setiap kejadian yang akan membuat kita lebih bijak dalam hidup ini...

Kamis, 25 Februari 2010

Yang aku tahu dan aku bisa.....

Yang aku tahu dan aku bisa lakukan saat ini hanyalah menjalani hidupku apa adanya, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam dan hari demi hari dengan apa adanya. Tidak perlu mengeluh, tidak perlu mempertanyakan apa dan mengapa. Aku sudah lelah memikirkan apa yang belum aku miliki dan apa yang belum aku capai. Aku juga sudah begitu lelah dengan terus mengintip taman orang lain karena yang aku lihat taman orang lain selalu tampak indah dalam pandanganku. Ada yang mengatakan bahwa rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Padahal apa yang kita lihat belum tentu seperti itu adanya.

Ya, yang aku bisa lakukan hanyalah terus menjalani episode kehidupanku dengan sebaik mungkin sesuai dengan skenario yang telah dibuat oleh Allah. Apapun itu. Semua adalah mengenai bagaimana kita menyikapinya. Bukan masalahnya yang menjadi masalah. Tapi bagaimana respon kita terhadap masalah itu yang paling penting. Jadi apapun episode kehidupan kita, asalkan kita bisa menyikapinya dengan sikap terbaik, maka apa yang perlu dipermasalahkan lagi. Apapun itu tidak akan membuat kita gusar dan gelisah, karena kita tahu bagaimana harus meresponnya. Ya, tidak ada yang perlu kita khawatirkan dalam hidup ini jika kita bisa menyikapinya dengan baik dan selalu bergantung pada Allah dan mengembalikan segala urusan kita kepada-Nya karena tidak ada yang sebaik-baiknya yang Maha mengurus selain Dia, Allah Azza Wa Jalla...

Ya, daripada mengeluh ini dan itu yang pasti tidak akan pernah ada habisnya, kenapa kita tidak bersyukur saja atas yang kita punya saat ini? Mata yang masih bisa melihat, hidung yang masih bisa menghirup udara, mulut yang masih bisa berbicara, telinga yang masih bisa mendengar, otak yang masih bisa digunakan untuk berpikir (walaupun kayaknya udah mengalami kemunduran deh, alias udah mulai pikun...hehe), tangan dan kaki yang masih berfungsi dengan baik, organ tubuh lainnya yang masih bekerja dengan baik, nikmat Iman dan Islam, dan nikmat-nikmat lainnya yang ga mungkin disebutkan satu per satu karena saking banyaknya. Tidak cukupkan semua itu untuk membuat kita bersyukur? Kenapa harus memikirkan yang belum kita punya sampe njlimet dan sibuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain? Apa perlu Allah mengambil salah satu kenikmatannya yang telah diberikan kepada kita agar kita tersadar dan baru "ngeh" dengan apa yang kita punya?
Jadi, untuk apa terus mengeluh, toh Allah juga Maha Tahu atas apa yang kita butuhkan. Jadi, serahkan saja segala urusan kita padaNya. Biarkan Allah yang mengaturnya. Tugas kita hanyalah beribadah dan memohon untuk selalu dibimbing di jalanNya dan memohon untuk diberikan apa yang terbaik menurut pandangan Allah bukan menurut pandangan kita.

Kamis, 04 Februari 2010

Hidup jangan dibikin ribet.....

Ada yang bilang klo hidup itu jangan dibikin ribet, bener ga sih? atau bisa ga sih? Itu adalah prinsip aku dulu. Apapun warna-warni hidupku, aku pasti ngejalaninnya dengan santai, apa adanya. Kalau punya masalah atau ngalamin sesuatu yang ga ngenakin, ya udah cuma dirasain saat itu aja. Abis itu, lupain. That's it...that simple...Aku ga mau membebani pikiranku terlalu berat untuk mikirin sesuatu yang ga memerlukan terlalu banyak pemikiran...berusaha untuk menjalani hidup dengan rileks...berusaha untuk menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya.

Ehm...tapi sekarang aku ngerasa ga semudah dulu, terutama akhir2 ini. Hidupku semakin kompleks. Begitu banyak hal yang menyita pikiranku. Dan sepertinya aku berubah jadi orang yang "pemikir" sekarang. Apa-apa dipikirin. Tapi kalaupun berusaha untuk ga dipikirin, tetep aja semuanya melintas begitu saja di pikiranku tanpa bisa aku alihkan. Huufft...

Mungkin orang akan menganggap sepele sama masalahku. Dan mungkin akan ada suara-suara yang mengatakan, "halah, udah ga usah dipikirin", atau ada juga yang bilang, "udahlah nyantei aja, hidup ga usah dibikin ribet". Ngomong emang gampang, ga segampang kalau dilakuin. Orang kan ga tau apa masalahku, apa yang lagi aku rasain, seberat apa beban yang lagi aku tanggung. Dan aku juga ga perlu ngasih pengumuman kalau aku lagi punya masalah atau membeberkan apa masalahku. Semua orang punya privacy. Dan sama halnya dengan aku yang ingin punya ruang tersendiri untuk aku menyimpan semua rasa sakit yang aku rasain tanpa seorang pun tau apa itu. Tapi kita juga ga bisa nyalahin orang yang ngomong gitu. mereka cuma berusaha untuk objektif menempatkan dirinya dan berusaha untuk membuat kita tidak hanyut dalam masalah dan perasaan kita.

Ya, tapi emang bener juga sih kalau hidup itu jangan dibikin ribet. Hidup itu udah ribet, kalau malah ditambah ribet apa jadinya coba. Ya, jalani aja semua episode kehidupan kita apa adanya. Ibaratnya ketika kita lagi nyetir kendaran, ketika kita menemui jalan yang mulus tanpa hambatan, ya syukuri aja. Berarti itu adalah saatnya kita untuk berjalan dengan lancar dan dengan kecepatan yang lebih karena tidak ada hambatan yang menghadang, seperti sedang berjalan di jalan tol. Sebaliknya, ketika kita menemui jalan berbatu apalagi berlobang, kita harus hati-hati. Terus berjalan sedikit demi sedikit sambil tetap fokus ke depan. Kalau ada batu besar yang menghalangi jalan kita, kita bisa saja berhenti sejenak untuk menyingkirkan batu itu sekuat tenaga agar kita bisa melanjutkan perjalanan kita. Atau kalau kita merasa jalan itu terlalu berat untuk kita lalui, kita bisa mengambil jalan lain untuk bisa mencapai tujuan kita. Yang jelas kita tidak boleh berhenti.

Ya, begitulah hidup kita. Hidup hakekatnya hanyalah sebuah perjalanan panjang untuk kita mencapai tujuan akhir kita, yaitu kampung akhirat kita nanti sambil mengumpulkan bekal untuk kita ke sana dimana dalam perjalanan kita itu kita akan menemui banyak halangan dan rintangan. Jadi, jalani saja hidup apa adanya. Apa adanya disini bukan maksudnya untuk pasrah. Tapi maksudnya adalah bahwa dalam hidup itu selau saja ada 2 hal yang berlawanan. Seperti dua sisi mata uang. Ada susah ada senang. Ada siang ada malam. Ada masalah ada solusinya. Jadi ya jalanin saja apa adanya. Ketika kita diberikan nikmat oleh Allah, ya bersyukur. Sebaliknya, ketika kita diberikan ujian dan cobaan, ya dijalani dengan penuh kesabaran dan ketawakalan. Jadi, jangan pernah mengeluh apalagi sampai berputus asa dari Rahmat Allah. Karena Allah tidak akan pernah membebani hambaNya diluar kemampuan hambaNya itu. Hanya bersandar dan bergantung kepada Allah. InsyaAllah hidup akan terasa ringan...Ya, sekali lagi jalani hidup apa adanya, jangan dibikin ribet, dan tempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya. Maka kita akan merasakan kehidupan yang lebih baik...

Senin, 11 Januari 2010

Tanpa Kata.............................

ehm...bingung mau nulis apa. Biasanya kata-kata begitu mudahnya mengalir diantara ayunan jemariku. Tapi kini kurasakan begitu sulitnya jari ini bergerak untuk menguntai kata demi kata dari apa yang tengah aku rasakan. Biasanya kata yang muncul adalah ungkapan hati atau hanya sekedar lintasan-lintasan pikiran yang membuatku tiba2 ingin menuliskan semua hal yang aku rasakan. Kenapa sekarang hal itu sulit untuk aku lakukan? Padahal seiring dengan berbagai peristiwa yang akhir2 ini aku alami, seharusnya aku bisa dengan mudahnya menuliskan beribu-ribu kata di catatan kecilku ini. Tapi ini tidak. Ehm...Ada apa denganku??? Sungguh aku ingin seperti dulu lagi. Seperti ada yang hilang dari diriku. seperti sebuah puzzle yang sudah tidak utuh lagi. Itulah diriku saat ini. Aku ingin bisa menemukan potongan puzzleku yang hilang agar aku bisa menjadi diriku yang seutuhnya........................