Kamis, 15 April 2010

Stop Complaining...

Lagi banyak yang dipikirin nih. Sampe-sampe udah posting 3 tulisan hari ini (termasuk tulisan ini). Ehm...lagi banyak pikiran atau emang lagi ga ada kerjaan ya? hehehe...whatever lah...mumpung lagi banyak inspirasi gini, mending ditulis aja di catatan ini. Kan lumayan untuk menambah catatan perjalanan hidupku. Bisa dibaca-baca lagi nantinya.

Oke...kita mulai aja ya. Hiyyaahh..apaan coba kayak mau memulai apaan aja...hehe...

Setiap kita pasti pernah ngerasain yang namanya capek. Tapi ini bukan sembarang capek kayak udah berjalan berkilo-kilo meter gitu. Atau capek karena udah ngangkat beban berton-ton. Capek disini adalah capek hati, capek pikiran, capek jiwa dan raga dalam menjalani hidup ini. sampai-sampai semuanya terasa hampa. Hidup terus dijalani tapi kita ga tau mau dibawa kemana hidup ini. Apa yang akan terjadi di masa depan kita juga belum jelas. Ya iyalah kan cuma Allah yang tahu takdir kita. Semuanya serba ga jelas yang membuat kita menjadi semakin resah dan gelisah menghadapi hari esok. Ngeliat ke kanan, banyak orang-orang yang udah sukses dalam karir, pendidikan bahkan jodoh. Ngeliat ke kiri, banyak orang yang begitu beruntungnya seakan hidupnya lempeng-lempeng aja. Lalu bagaimana dengan kita sendiri?

Jujur, terkadang itu membuat kita menjadi iri. Manusiawi banget kan kalau kita iri melihat rumput tetangga yang lebih hijau? Mulailah di pikiran kita dipenuhi oleh pikiran-pikiran "Koq enak banget ya dia udah dapet kerjaan yang mapan sekarang?, atau "Ih, dia udah nikah sekarang, udah mau punya anak lagi, aku kapan ya?", atau bahkan "Wah, enak banget ya dia bisa kuliah S2, jadi pengen deh!".

Pasti semua itu pernah terlintas di benak kita walaupun dengan redaksional yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang kita hadapi. Ya, mau dibilang wajar boleh juga. Bagaimanapun kita kan cuma manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan mental kita yang sangat rapuh membuat kita bersikap seperti itu. Tapi ya kalau bisa jangan sampe seperti itu. Jangan sampe kita iri terhadap kenikmatan orang lain. Karena iri hanya akan merugikan kita. Iri hanya akan memakan semua kebaikan kita seperti api memakan kayu bakar. Habis, hilang tak bersisa. Sayang sekali kalau gitu. Udah mah pahala kita cuma sedikit, kalau harus diambil bisa-bisa yang ada malah tekor lagi. Rugi banget kan???

Jadi syukuri aja hidup kita. Yang belum ada ga usah terlalu dipikirin. Mending bersyukur aja atas nikmat yang masih Allah titipkan kepada kita. Karena kalau kita mau sedikit melihat ke sekeliling kita, maka akan kita saksikan begitu banyak orang yang tidak Allah titipi dengan nikmat yang masih bisa kita rasakan sampai detik ini. Jadi lebih baik kita menjaga semua amanah ini sebagai bentuk syukur kita kepada Allah.

Dan dari buku yang pernah aku baca, disana dikatakan bahwa jika kita ingin hidup bahagia kuncinya sangat sederhana. Jangan pernah meletakkan kebahagiaan pada atribut duniawi seperti harta, kekayaan, karier, pangkat, jabatan, dan atribut keduniawian lainnya. Karena ketika kita meletakkan kebahagiaan kita pada atribut dunia semata, maka bersiap-sipalah untuk kecewa karena dunia tidak akan selalu berpihak pada kita. Maka sedikit mengalami kesulitan saja kita akan mudah berputus asa. Tetapi jika kita merasa bahagia ketika kita dekat dengan Allah, maka apapun yang terjadi pada kita, kita tidak akan mudah terpuruk karena percaya bahwa semua yang terjadi atas diri kita adalah kehendak Allah dan itu adalah salah satu episode kehidupan kita. Allah lah yang menjadi sutradaranya. Sehingga apapun scenario yang diberikan kepada kita oleh Sang Sutradara kita akan melakoninya dengan baik.

Makanya apapun keadaan kita, jangan pernah mengeluh apalagi sampe iri pada orang lain. Percayalah, Allah yang Maha Adil sudah mengatur segala sesuatunya dengan baik. Jadi berbaik sangkalah kepada Allah. Bahkan ada salah satu ustadz yang intinya mengatakan bahwa kalau kita mengeluh terhadap takdir Allah, berarti kita tidak percaya pada Allah. Orang semua yang terjadi pada kita adalah kehendak Allah. Jadi, apapun keadaan kita, kita harus percaya bahwa kita masih punya Allah. Percayalah bahwa apapun skenario yang harus kita mainkan itu adalah yang terbaik menurut pandangan Allah untuk kita. Mulai dari masalah rezeki sampe masalah jodoh sekalipun, kita jangan pernah takut. Percayalah Allah sudah mempersiapkan yang terbaik untuk kita. Tinggal sekarang bagaimana ikhtiar kita untuk menjemputnya.

Lagipula, kita hidup di dunia ini juga ujung-ujungnya bakal meninggal. Dunia ini kan hanya tempat persinggahan sementara. Jadi jangan sampai dunia ini membuat kita susah. Jalani saja apa adanya sesuai dengan skenario Allah. Kalau kita sudah disibukkan dengan dunia, maka kapan kita akan mempersiapkan bekal untuk menuju akhirat kita? Jangan sampai kesibukan dunia melalaikan kita dari mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang lebih kekal.


2 komentar:

Yunita Rizki mengatakan...

setuju..

emng aneh kdang klo ada rasa iri krn toh kenikmatan yg kta pnya ga berkurang sama sekali kn..

kuprnh dngr ungkapan gni astri....

jika ia termasuk penghuni surga maka bagaimana mungkin aku mendengkinya karena suatu urusan dunia karena toh ia akan berjalan ke surga? Jika ia termasuk penghuni neraka, maka bagaimana mungkin aku mendengkinya, karena suatu urusan dunia, padahal ia akan berjalan ke neraka?”

lmyn buat menghibur diri hehhee....

azzthree mengatakan...

iya yun aq jg stju sm ungkapan yg prnh km denger itu..

Jujur, pasti di dlm hati kecil kita, qt jg pgn ngerasain nikmat yang sama seperti yg org lain rasain.

Aq sih skrg coba meraktekin ini. Ketika org lain m'dapatkan kenikmatan, aq coba buat berpikir bahwa itu adlh rezekiny dia. Aku jg punya rezekiny sendiri. Dan Allah pasti udah b'buat adil dlm m'bagikan rezeki kpd HambaNya. Jadi, buat apa kita iri? Toh qt jg masih dikasih nikmat yg kalo dihitung qt g akan sanggup untuk m'hitungnya. Syukuri aja yang udah Allah kasih ke qt. Itu semua udh lebih dari cukup. Untuk apa memikirkan yg blm ada?

Dan seketika itu juga perasaanq jadi tenang Yun...ga ada perasaan iri2an lagi...hehehe...