Selasa, 30 Maret 2010

Keep Istiqomah........

Smoga tetap istiqomah ya dek...Itulah pesan yang selalu diucapkan oleh murobiku setelah sms aq. Karena kesibukan kita masing-masing, kita sudah ga bisa ketemu lagi. Aku sudah lama tidak mendengar siraman rohani dari mbak-ku yang satu ini yang selalu bisa 'menyeret' aku kembali kepada Allah ketika hatiku lalai, ketika aku merasakan kegersangan hati. Kata-katanya yang lembut dan tidak pernah terkesan menggurui, selalu membuat aku nyaman. Karena kita kesulitan untuk bertemu, maka sekali-sekali kita ber-sms ria untuk sekedar bersilaturahim dan untuk mengetahui kabar masing-masing. Dan selalu ada pesan terselip di akhir sms itu untuk saling mengingatkan agar kita bisa sama-sama istiqomah.

Ya, sama seperti hidayah, hanya Allah lah yang berhak menitipkan keistiqomahan dalam diri kita, karena hanya Dia yang maha membolak-balikan hati manusia. Sebagai manusia, kita hanya bisa saling mendoakan satu sama lain agar Allah menggolongkan kita menjadi hambaNya yang istiqomah. Dan sebagai ihtiarnya kita harus terus belajar dan menghadiri majelis ilmu. Karena di tempat-tempat itulah kita akan selalu diingatkan kepada Allah. Semoga dengan begitu kita bisa terus istiqomah di jalanNya.






Senin, 29 Maret 2010

Kacau....

Tiba-tiba begitu banyak yang berkecamuk dalam pikiran ini. Tidak ingin terlalu memikirkannya, tapi tetap terpikirkan juga. Pertanyaan "Apa sebenarnya di balik semua yang terjadi" selalu menggema di alam pikiran sadar dan bawah sadarku. Membuat pikiranku semakin kacau. Selalu berusaha menganggap semuanya baik-baik saja tapi kenyataannya tidak begitu adanya.


Jumat, 26 Maret 2010

Sapalah Dia.........

Ketika kita merasa sangat terpuruk, ketika hati kita terasa gundah dan gelisah, ketika hidup kita terasa berat, banyak yang kemudian tersadar dan semakin menyadari keberadaannya yang sangat kecil dan serba tidak berdaya di hadapan Dia yang maha Besar. Banyak yang akhirnya bersimpuh dan tersungkur bersujud kepada Allah dan memohon ampun serta diberikan jalan keluar atas semua masalahnya. Karena hanya dengan kehendakNya lah segala sesuatu bisa terjadi.

Tapi tidak sedikit juga orang yang kemudian malah semakin menjauh dari Allah karena merasa Allah telah berlaku "kejam" kepadanya dan tidak mau menolongnya sedikitpun. Benarkah Allah tidak mau menolong kita? Benarkah Allah seperti itu?
Tentu saja tidak. Allah itu Maha Baik dan dengan Kasih sayangNya yang Maha Luas tidak akan mungkin memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hambaNya. Dia pasti sudah mengukur kemampuan kita dengan sebaik-baiknya. Bukannya Allah tidak mau menolong kita. Tapi Dia hanya ingin melihat seberapa besar kesunguhan kita untuk datang padaNya, 'curhat padaNya' dan memohon segala pertolonganNya. Karena kebanyakan dari kita tidak sabar dengan datangnya pertolongan Allah tanpa melakukan usaha apapun. Dan ketika pertolongan itu belum kunjung datang juga, kita malah sibuk menyalahkan Allah dan 'ngambek' padaNya dengan malas-malasan Shalat lah, Shalat juga seadanya, ibadah yang lainnya ogah-ogahan. Bagaimana datangnya pertolongan Allah kalau kita tidak sungguh-sungguh mendekat dan meng-hamba kepadaNya. Biasanya kalau kita minta pertolongan makhluk aja, kita pasti bersikap manis, baik-baikin mereka lah, ngambil hatinya. Masa sama Allah kita ga bisa bersikap begitu. Allah hanya akan mencintai hambaNya yang juga mencintaiNya dengan sebenar-benarnya cinta. Dan Allah akan memberikan apapun yang terbaik untuk hamba yang dicintaiNya itu.

Jadi ketika pertolongan Allah tidak kunjung menghampiri kita, cobalah kita muhasabah. Periksa hati kita, sudahkah hati kita bening. Jangan-jangan hati kita masih dikotori oleh penyakit hati. Periksa juga ibadah kita, sudahkah kita mempersembahkan ibadah kita yang terindah kepadaNya?

Kapanpun kita mempunyai masalah, coba sapalah Allah disetiap Shalat dan sujud kita. Sapalah Allah melalui Qiyamul lail dan Dhuha kita. Sapalah Allah melalui tilawah dan dzikir kita. Sudahkah kita melakukannya? Maka jangan pernah berharap Allah akan menyapa kita melalui semua pertolonganNya kalau kita pun masih enggan menyapaNya.

Dalam hadith qudsy (http://kaklongnadya.multiply.com/journal/item/31), Allah berfirman : "Aku selalu mengikuti sangkaan hambaKu terhadap diriKu dan Aku selalu menyertainya ketika ia berzikir kepadaKu". Jika berzikir di dlm hati peribadinya (sendirian). Aku pun brzikir pdnya dlm diriKu dan jika berzikir padaKu di depan umum, Akupun brzikir padanya di muka umum yg lebih baik dari golongannya, dan bila ia mendekat padaku sejengkal Aku mendekat padanya sehasta, dan bila ia mendekat padaku sehasta, aku mendekat padanya sedepa, dan bila ia datang padaku berjalan, Aku datang kpdnya berjalan cepat (brlari)..


Rabu, 24 Maret 2010

Bingung...........................

Apa yang kita rasakan kalau menangani persoalan yang sama selama berbulan-bulan, mulai dari kita ga tau pokok persoalannya apa sampai kita udah fasih mengenai masalah itu?

*Bosen
*Pusing
*Males
*Bingung
*Ga tau mau ngomong apa

Perasaan-perasaan itu yang aku rasain selama ini. Sampai males ngurusinnya. Masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan hanya dengan komunikasi aja. Kenapa harus sampai ribet begini? Sampe ga selesai-selesai masalahnya. Yang satu maunya begini, yang satu maunya begitu. tapi satu sama lain ga pernah mengkomunikasikan apa yang diinginkan oleh masing-masing. Alhasil aku yang jadi korban sebagai "si penyambung lidah". Selalu jadi serba salah ketika keinginan masing-masing tidak seiring sejalan padahal seharusnya memiliki kepentingan yang sama. Egois kah? Gengsikah? Sampai-sampai ga mau saling bicara. Huuufft....


Kamis, 18 Maret 2010

Pushover................

Ada yang tahu apa artinya pushover ga? Menurut salah satu situs yang aku baca, pushover itu artinya,

"orang yang nurut terus, sejenis yang meng-yes-kan semua permintaan orang lain meski bisa nyusahin diri sendiri, dan gampang dimanfaatin orang lain gitu deeehhh…"

Are you a pushover?

Ehm....sometimes....yup...terkadang aku emang sering meng-iya-kan klo lagi dimintain tolong sama orang tanpa berpikir dulu apa aku sanggup melakukannya atau tidak. Dan seringnya sih aku nyesel setelah menjanjikan bakal bantuin seseorang dan ternyata semua di luar kemampuanku.


Ya, tapi niatnya sih cuma pengen bantu aja walaupun terkadang juga ujung-ujungnya nyusahin diri sendiri. Bukannya nolong orang itu salah satu cara untuk berbuat baik? Iya sih, tapi kita juga mesti ngukur kemampuan kita, bisa ga kita melakukannya. Jangan sampe nanti kita udah mengiyakan, eh taunya di tengah jalan kita mengundurkan diri dan lepas tanggung jawab gitu. Itu juga ga baik karena orang yang udah minta tolong ke kita pasti udah berharap lebih, eh taunya kita ga bisa bantu sampe selesai. Dia pasti akan kecewa sekali. Mendingan dari awal kita nolak secara halus kalo emang kita ga punya kapabilitas untuk membantu orang lain. Serahkan saja pada ahlinya. Apapun itu kalau ditangani oleh orang yang tepat pasti hasilnya juga akan baik.....

Kamis, 11 Maret 2010

Back To Library...............

Udah lama ga mengunjungi perpustakaan kampus, jadi lumayan kikuk jg. Soalnya perpus kampusku sekarang looks different with new appearence. Lantai bawah jadi terkesan lebih modern gitu. Tapi tetep lantai 2 dan lantai 3 masih dengan kesan kontemporernya alias masih sama seperti yang dulu walapun layout-nya rada2 berubah sedikit tetep ga ngefek tuh.

Kunjungan kali ini tidak lain karena aku mau cari literatur buat skripsinya mbak kostku dulu. Kalau enggak sih kayanya males juga aku ke perpus. Secara aku tuh paling ga bisa banget kalau berada diantara tumpukan buku-buku yang berjejer segitu banyaknya.
Ga tau kenapa setiap mencium aroma buku di perpustakaan bawaannya jadi ngantuk dan pusing...hehe...
Aku baru bisa nyaman kalau ada di ruang bacanya fakultasku. Ruangannya terang banget, dingin, kursinya nyaman, trus buku-bukunya juga lumayan up to date. Jadinya ga berasa kayak di perpus.

Selain karena tampilan dan pelayanannya yang sedikit berbeda, aku juga lumayan kikuk karena aku mesti 'menyusup' masuk ke perpus pake Nim adek kostku. Secara aku kan udah lulus jadi Nim aku udah ga bisa dipake lagi. padahal kalau mau masuk perpus mesti login dulu ke komputer dengan memasukkan Nim kita.

Hari pertama berhasil masuk ke perpus tanpa login karena petugasnya lagi ga ada...(waktu itu petugasnya lagi kemana ya? ga tau tuh...mestinya kan standby terus biar ga ada penyusup2 yang bisa masuk kayak aku...hehe...)

Eh, dasar pelupa, udah lama banget sejak terakhir nyusun skripsi, aku lupa nyatet halaman dari bahan yang aku tulis. Jadi apa yang terjadi? Yup, betul sekali teman-teman. Aku mesti balik lagi donk hari ini buat nyatet halamannya. Tadinya sih sempet minta tolong temenku yang kerja disana buat nyatetin, tapi koq ga ada respon dari dia (belakangan aku baru tahu kalau ternyata dia lagi sibuk jadinya terlambat bales smsku), so mau ga mau emang harus balik lagi ke perpus.

Eh, ternyata petugasnya lagi ada. Ya udah dengan pede-nya aku login pake Nim adek kostku itu. Ternyata setelah di- enter, fotonya keluar. langsung aja aku melarikan diri, secara ntar ketahuan fotonya bukan aku kalau aku lama-lama disitu.

Aku akhirnya ke lantai 3 buat nyari itu buku. Udah ketemu, langsung deh aku catet halaman dari bahan yang udah aku tulis kemarin. Huuh...ternyata panas banget di lantai 3. Mataku menerawang kesana-kemari mencari dimanakah letak ACnya koq ga kerasa banget dinginnya. Aku cuma bisa nemuin ada satu AC yang bertengger di dinding perpus. Ga tau deh apa emang cuma ada satu AC atau yang lainnya bersembunyi di balik rak-rak buku itu. Pantes aja panas, orang ruangan segede gitu tapi ACnya ga memadai. Gimana orang mau betah berlama-lama di perpus coba, kalau suasananya ga nyaman gitu.

Ya, masukan buat para pustakawan agar memperbaiki pelayanan di perpustakaan agar makin banyak orang yang tertarik untuk datang ke perpustakaan...





Rabu, 03 Maret 2010

Hanya bisa terdiam...

Tiba-tiba salah satu teman senasib seperjuangan waktu tes masuk salah satu BUMN menghubungiku bilang kalau pengumuman tes tahap 2 sudah keluar. Seketika itu juga aku membuka websitenya dan kudapati kenyataan bahwa namaku tidak ada dalam daftar peserta tes yang lolos.

Seperti ada sesuatu yang menyesakkan dada ini. Aku hanya bisa terdiam sambil terus mengamati daftar nama itu satu per satu berharap namaku terselip diantaranya. Tapi ternyata tidak. Namaku benar-benar tidak ada. Nyesek banget rasanya. Bahkan ketika memberitahukan hal ini ke temen satu ruanganku, mataku sedikit berkaca-kaca. Hanya saja aku berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis.
Ini bukan karena aku begitu menginginkan pekerjaan ini. Ini adalah mengenai bagaimana rasanya mengalami 2 kegagalan sekaligus dalam waktu yang hampir bersamaan. Kegagalan yang telah meruntuhkan benteng kepercayaan diriku. Kegagalan yang membuat aku enggan mencoba lagi yang lainnya.


Aku mungkin bisa pulih dari keadaan ini sesegera mungkin bahkan ketika menulis catatan ini pun aku sudah baik-baik saja. Tapi bagaimana aku harus memberitahu ini pada orang tuaku yang berharap aku bisa diterima? Yang penting aku sudah mengingatkan mereka untuk kemungkinan terburuk dan bagaimanapun mereka harus bisa menerima semua itu. Bahwa ini adalah bagian dari proses untuk menuju yang terbaik.

Senin, 01 Maret 2010

Ketika namaku tidak ada.....

Sudah lama aku menunggu jawaban ini, sudah hampir dua bulan sejak aku mengikuti tes cpns tahap 2 sebuah instansi pemerintah. Ada rasa penasaran yang sangat besar sekali dalam hatiku. Berbeda kejadiaanya waktu tes tahap pertama dulu. Masuk ga masuk aku tidak terlalu berharap. Selain saingannya yang lumayan banyak, soal-soalnya yang sempet bikin aku "speechless" karena saking banyaknya, aku juga tahu kalau peluangnya kecil banget karena yang mau diambil juga sedikit dari seantero negeri ini. So, aq ya nothing to lose aja waktu ngejalanin tes tahap 1.
Eh, ga disangka2 lulus juga. Alhamdulillah.Tapi kelulusan ini udah membuat aku berharap banyak terutama kedua orang tuaku untuk lolos juga ke tahap-tahap selanjutnya.
Perasaan deg-degan terus menderaku mendekati waktu pengumuman kelulusan tes tahap 2. Berkali-kali lihat di internet tapi koq belum ada juga sampai melebihi batas waktu yang sudah ditentukan. Dan ketika hasilnya sudah keluar, dag-dig-dug, itulah yang aku rasakan ketika akan membuka daftar nama peserta yang lulus. Dan ketika namaku ga ada, seketika itu juga aku tercengang. Dan setelah itu entah kenapa koq rasanya biasa aja.
Ya, ga bisa dipungkiri ada sedikit rasa penyesalan karena aku sudah ada di tahap ini. Beda kejadiannya kalau aku ga lolos di tahap 1. Aku berusaha untuk berpikir kira-kira salahnya dimana ya waktu tes kemarin. Ah, tapi aku berusaha untuk ga memikirkannya karena pasti ada seribu satu alasan kenapa aku ga lolos. Yang pasti aku sudah melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan. Dan ketika jawabannya adalah tidak, berarti itu bukan yang terbaik untukku. That simple.

Dan akhirnya aku belajar satu hal dri semua ini, bahwa aku harus mengosongkan harapan ketika menginginkan sesuatu. Ga tau kenapa aku selalu gagal mendapatkan sesuatu ketika aku berharap terlalu banyak. Tapi sebaliknya ketika aku ga berharap, justru aku mendapatkannya. Aku juga bingung karena ini bertetntangan dengan teori yang mengatakan bahwa apapun itu tergantung dari apa yang kita pikirkan. Tapi anehnya teori ini ga berlaku buat aku. Justru ketika aku berharap sesuatu, aku malah ga mendapatkannya walaupun aku udah berusaha sebaik mungkin. Eh, ketika aku menjalani sesuatu tidak dengan sepenuh hati, hasilnya malah bagus.

Ya, mungkin untuk ke depannya aku ga boleh terlalu berharap kali ya. Cukup dengan melakukan semuanya yang terbaik, masalah hasilnya biar Allah yang menentukan. Harapan itu cukup disimpan dalam hati aja dan biar hanya Allah yang tahu. Dan Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Jadi apapun itu, diterima aja dengan Ikhlas karena pasti itu yang terbaik untuk kita dan pasti selalu ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari setiap kejadian yang akan membuat kita lebih bijak dalam hidup ini...