Rabu, 28 April 2010

Just Follow Your Heart

Hidup itu pilihan, bukan? Apapun yang ada di dalamnya semuanya adalah pilihan. Dan yang paling terbaik memang mengikuti apa kata hati kita, tidak peduli apapun yang dikatakan atau dipikirkan orang lain. Memang karena kita bukan orang lain, maka mungkin kita tidak akan mengambil pilihan yang sama dengan orang lain ketika kita ditempatkan di posisi yang sama. Biarlah...kita yang paling tahu apa yang kita mau. Kita yang paling tahu apa yang terbaik bagi kita. Pilihlah sesuatu yang bisa membuat kita merasa lega, dan lupakan semua kemungkinan-kemungkinan yang lain. Just follow your heart, it's the key.....

Jumat, 23 April 2010

Don't Ever Look Me Down!

Kemarin saya ketemu dengan orang paling penting di fakultas saya untuk suatu urusan yang berhubungan dengan pekerjaan saya. Di sela-sela pertemuan itu, Beliau bertanya apakah saya lulusan fakultas sini, udah lulus atau belum, dari jurusan apa, skor toefl berapa, sampai IPK waktu lulus berapa. Trus Beliau juga menyarankan untuk cari pekerjaan lain saja dengan IPK saya yang segitu. Trus Beliau nanya juga saya udah nyoba ngelamar pekerjaan dimana aja. Saya jawab klo saya pernah ngelamar di 'blablabla' tapi cuma sampai tahap psikotes aja. Trus saya juga pernah ngelamar di 'blablabla' tapi gagal di tes kesehatan. Trus Beliau nanya lagi apa saya ga nyoba yang lainnya? Saya jawab "iya, masih dalam proses, Pak!".

well...well..well...kenapa sih orang-orang selalu memandang pekerjaan saya dengan sebelah mata? Ok...pekerjaan saya emang pekerjaan yang sepele. Tapi tahukah klo orang ga jujur ditaro di posisi saya, maka yang terjadi adalah fraud dimana-mana. Jadi, jangan pernah anggap enteng pekerjaan saya. Karena membutuhkan sikap mental yang baik untuk bisa menjalankan pekerjaan ini dengan penuh tanggung jawab.

Emang siapa sih yang ga pengen dapet pekerjaan yang lebih baik, dimana saya bisa mengaplikasikan segenap ilmu yang saya miliki, dimana saya bisa terus belajar dari waktu ke waktu? Saya juga ga mau jadi orang yang stagnan. Tapi, semua itu butuh WAKTU dan PROSES. Dan itu ga gampang (berkaca dari kegagalan saya waktu mengikuti tes masuk CPNS dan BUMN).

Jadi, saya hanya bisa menjalani apa yang saya miliki saat ini, yaitu pekerjaan yang harus tetap saya syukuri karena masih banyak orang lain diluar sana yang belum memiliki pekerjaan. Go with the flow. Bukan berarti hanya mengikuti arus yang mengalir tanpa usaha apapun. Tapi ikutilah jalan hidup yang sudah digariskan oleh Allah untuk kita. Ketika kita harus menemui batu yang menghalangi jalan kita, kita harus tahu bagaimana caranya untuk melewatinya agar kita masih bisa mengikuti arus kehidupan kita.

Kamis, 22 April 2010

Materai........What a Fool Mistake!

Haduh...kenapa ya dari kemarin saya selalu bermasalah dengan yang namanya materai (bukan matre lho...hehe)...Udah dua kali malah. Kemarin saya keliru menempelkan materai di surat pernyataan. Jadi kan kemaren itu ada 2 surat pernyataan dengan nomor yang berbeda yang harus ditempeli materai, dan ada dua salinannya juga sebagai arsip yang hanya cukup ditandatangani saja tanpa ditempeli materai. Nah, kesalahan yang saya lakukan adalah saya menempeli materai di tempat yang salah. Saya menempeli materai di surat pernyataan yang sama, yang satu asli dan yang satunya salinannya. Sedangkan surat pernyataan yang satunya ga ditempeli materai sama sekali, cuma ditandatangani aja...huhuhu...what a fool mistake I've done...huh! Entah karena saya lupa (I'm a forgetful, indeed) atau emang karena lagi terburu-buru jadinya kurang fokus gitu.

Dan hari ini kesalahan yang sama kembali terjadi. Di kuitansi yang seharusnya juga ditempeli materai terlebih dahulu sebelum ditandatangani karena nominalnya lebih dari satu juta, saya juga lupa untuk menempelkan materai...Hiyyaahh, I've made the same stupid mistake....klo kata Westlife mah, "Can't believe that I'm the fool again"......huhuhu...What's wrong with Me???


Bandung......Oh....Bandung........

Bandung................
Kota dimana saya dilahirkan. Kota dimana saya dibesarkan. Kota dimana saya mengecap manisnya masa kecil (red : masa2 SD)...hehehe...suka pengen ketawa deh klo inget masa kecil saya dulu. Masa kecil yang selalu membuat saya ingin kembali merasakannya. Masa kecil dengan sejuta cerita di dalamnya. Masa kecil dimana saya mengukir banyak prestasi. Masa kecil dengan segala keegoisan saya saat itu (jadi inget klo dulu pas masih kecil saya kadang ngeselin dan banyak salah sama orang, moga aja orang2 itu udah maafin saya..:D). Masa kecil yang tidak akan pernah terlupakan. Masa kecil yang inndaaaahhhhh banget. Klo ada yang bilang nih klo masa-masa yang paling indah itu adalah masa SMA, buat saya enggak tuh. Tetep masa kecil lah masa yang paling indah dimana kita menjalani hidup kita apa adanya dengan natural dan ga ada beban sedikitpun yang membelenggu. Semuanya nothing to lose.

Bandung..............
Kota dimana saya bermetamorfosa menjadi seorang perempuan yang mulai melihat dunia lebih dekat lagi. Mulai menyadari realita yang ada bahwa tak selamanya hidup itu indah. Mulai menemukan konflik dalam kehidupannya. Mulai mencari jati dirinya. Mulai berkompromi dengan kesedihan dan rasa sakit. Mulai menentukan kemanakah arah hidupnya.

Bandung................
Ketika saya mulai beranjak dewasa, saya pun harus meninggalkannya dengan sejuta kenangan yang ada. Sedih..........sampai-sampai tangisan pun harus mengiringi keberangkatan saya meninggalkan kota yang saya cintai ini. Bertahun-tahun sudah saya meninggalkannya. Sedikit-sedikit mencoba meng-update kabar Bandung dari jauh. Tapi kesibukan yang ada membuat saya banyak ketinggalan berita mengenai Bandung. Klo ada yang bertanya pada saya, "Astri, kamu tahu ga tempat 'blablabla' di Bandung?", saya tanya balik, "Emang di daerah mana ya?". Aduh kadang ga enak juga klo orang Bandung tapi ditanyain soal bandung ga tau. Bukannya apa-apa sih, aku kan jarang pulang ke Bandung, jadinya ga terlau 'ngeh' dengan perkembangan Bandung sekarang. Mana saya tahu klo di Bandung ada yang namanya A, B C, D,......Z. Harap dimaklumi temen-temen, saya ini kan termasuk tipe anak rumahan yang klo ga sekolah, les, maen ke rumah temen, maen sama temen, jalan2 yang deket2, rekreasi sama keluarga, ya jarang kemana-mana juga. Tipe anak baik-baik gitu deh...*hehehe...mencoba membela diri*. Jadi jarang banget meng-explore tempat2 di Bandung ataupun pernak-pernik di Bandung.

Bandung...............
Temen saya yang dari Tuban koq sering banget ya pergi ke Bandung (dia punya saudara yang sering dia kunjungin di Bandung). Lebih sering dari saya yang rumahnya di Bandung. Uh, Jadi ngiri deh..hehe...Padahal saya ke Bandung paling cuma dua-tiga kali setahun.
Itupun klo ada liburan yang lumayan lama. Bisa lebih dari itu klo emang lagi ada keperluan di Bandung. Wuiih...ga kuat deh klo harus sering-sering bolak-balik Surabaya-Bandung. Huaahh, berat di ongkos dan capek di jalannya.

Bandung................
Masih kebayang suasana di Bandung. Suasana yang selalu bikin betah. Walaupun kata orang sekarang Bandung udah ga dingin kayak dulu lagi, tapi udara dan suasananya masih lebih bersahabat daripada disini, di Surabaya. Seperti ada nuansa yang....ehhm...apa ya saya juga ga bisa ngejelasinnya. Pokoknya nuansanya beda aja klo lagi di Bandung.

Bandung.................
Walaupun mungkin saya akhirnya tidak tinggal di Bandung nantinya, tapi tetep Bandung adalah kota yang akan selalu saya rindukan, tempat yang ingin saya tuju ketika kepenatan sudah mengusik hati dan jiwa saya. Bandung.....oh....Bandung.....

Ridholah atas Skenario Allah

Terkadang kita tidak ridho menerima segala takdir Allah yang terjadi dalam hidup kita. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita, atau kita tidak mempu meraih apa yang kita inginkan, maka pikiran kita pun mulai mereka-reka apa yang terjadi. Yang ada dalam pikiran kita mungkin saja, “Kenapa bisa gitu ya?”, “Apa yang salah sih?”, “Coba aja kalau aku begini..”, “Andai aja aku…..” dan seterusnya dan seterusnya. Yang pada intinya semuanya bermuara pada ketidakridhoan kita atas kehendak Allah.

Apa kita bisa menjamin apa yang kita inginkan itu yang terbaik untuk kita? Dan apa kita juga bisa menjamin kalau sudah melakukan ini dan itu kita juga bisa meraih apa yang kita inginkan? Belum tentu kan. Sudahlah, Allah tidak mungkin salah dalam memperhitungkan. Semua yang terjadi pasti sudah diperhitungkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya. Kita tidak akan pernah bisa mencegah apa yang Allah kehendaki terjadi dan kita pun tidak akan pernah bisa mengusahakan sesuatu yang tidak pernah Allah kehendaki terjadi. Dan kita makhluk yang banyak tidak tahunya ini bahkan cenderung sok tahu, sekali lagi tidak akan mampu menebak apa yang Allah kehendaki dan akal kita yang pas-pasan ini tidak akan mampu untuk menjangkau semua perbuatanNya.

Sudahlah, jalani saja skenario kehidupan kita dengan baik. Jadilah aktor dan aktris yang profesional supaya kita menjadi the best actor and actrees dan bisa mendapatkan awward, yaitu sebuah tiket menuju surga. Allahlah yang sudah menulis skenario kehidupan kita dan Dia tidak akan mungkin salah dalam memberikan peran kepada hamba-hambaNya. Semuanya sudah ditempatkan pada perannya masing-masing. Jalan cerita pun sudah dibuat dengan sedemikian rupa. Tidak ada yang salah sedikitpun. Yang salah adalah kita sendiri yang kadang tidak berperan sesuai dengan skenario yang harus kita mainkan, tidak terima dengan cerita yang dibuat oleh Allah dan malah ingin memainkan cerita yang sesuai dengan keinginan kita. Ya ga bisa donk. Yang jadi sutradara kan Allah, kita kan hanya pemain saja.

Jadi, berlakulah sebagaimana mestinya. Ridho atas skenario kehidupan kita. Ikhtiar jalan terus, tapi pasrahkan semua hasilnya hanya kepada Allah. Apapun hasilnya pasti itulah yang terbaik dalam pandangan Allah untuk kita dan jangan mengeluh sekalipun jika itu tidak sesuai dengan harapan kita. Maka jika kita melakukannya, kehidupan ini pun tidak akan pernah membelenggu kita sedikitpun.


Senin, 19 April 2010

It's Not a Big Deal....

Pagi tadi entah kenapa mood saya udah jelek. Ya, ada suatu hal yang membuat saya cukup kesal (ga usah disebutin ya hal itu apa..). Yang jelas pagi ini juga saya harus merusak puasa saya karena saya sedikit membalas perlakuan orang yang kurang menyenangkan itu. Walaupun ga terang-terangan dan kalau orang itu ga 'ngeh', maka dia pun ga akan menyadari kalau sebenarnya saya sedang membalas perbuatannya pada saya atau paling tidak saya sedang menunjukkan kalau saya ini ga terima dia berbuat begitu. Sebenarnya, ada suara-suara dalam hati saya yang mengingatkan saya untuk bersabar dan tidak membalas perbuatan orang itu. Tapi entah kenapa setan di dalam diri saya yang kemudian menang dan mendorong saya untuk melakukan sedikit pembalasan. Astagfirullahal 'azhim... Ya, saya tahu puasa saya sudah tidak sempurna lagi karena saya sendiri lah yang sudah merusak nilai puasa saya dengan sesuatu yang sebenarnya tidak penting karena saya tidak mampu mengendalikan nafsu amarah saya sendiri.

Terkadang dalam hidup kita menemui berbagai hal yang bisa mengaduk-ngaduk emosi kita. Tapi jika dilihat lagi, sebenarnya hal itu bukanlah sesuatu yang perlu dibesar-besarkan apalagi sampai didramatisir sedemikian rupa. It's just a small stuff. Dan hal itu juga tidak akan kita ingat dalam waktu yang lama, hanya emosi sesaat saja. Jadi, untuk apa kita mengerahkan semua energi kita untuk memikirkannya atau menyikapi hal itu secara berlebihan? Hanya buang-buang waktu dan tenaga saja. Dan sebagian besar yang kita temui dalam kehidupan kita pun sebenarnya hanya masalah kecil saja. Kita lah yang lebih sering membesar-besarkannya. Jadi, ketika kita menemui sesuatu yang tidak mengenakkan, membuat kita kesal dan emosi, sekali lagi itu bukanlah persoalan yang besar. Cobalah untuk tenang dan berikan sedikit waktu kepada otak kita untuk berpikir (karena otak lebih rasional), pantaskah kita sampai sebegitu emosinya untuk hal sekecil ini? Dan katakan juga pada diri sendiri bahwa "It's not a big deal". Sehingga apapun itu tidak akan terlalu menyita perhatian kita terlalu besar karena sekali lagi It's just a small stuff.



Menunggu.....

Siapa sih yang suka klo disuruh menunggu? Ada yang bilang klo menunggu itu adalah pekerjaan yang paling membosankan atau menyebalkan. Termasuk saya sendiri paling ga suka klo yang namanya disuruh nunggu. Bisa mati gaya deh. Seperti tadi contohnya, saya harus menunggu untuk bertemu dengan atasan saya hampir satu jam lamanya. dan Biasanya bisa lebih dari itu lho. Dan seperti biasanya juga, saya sampe terkantuk-kantuk dan menguap bolak-balik saking lamanya. Ya begitulah yang namanya menunggu. Iya klo ada aktivitas yang bisa mengalihkan kita dari kebosanan menunggu. Nah, klo kejadiannya pas lagi nunggu itu sendirian, waah bosennya bisa setengah mati. Perasaan udah ngutek-ngutek HP, dengerin musik, sampe ngelamun ga jelas, tapi koq masih belum selesai juga tuh yang ditungguin. Ah, menunggu apapun itu yang pasti tidak menyenangkan.

Menunggu yang pasti-pasti aja udah ga menyenangkan apalagi kalau menunggu yang belum jelas, uh tambah ga enak deh pokoknya. Kenapa kita bisa sabar menunggu? Karena kita tahu berapa lama kita harus menunggu dan sampai kapan kita harus menunggu. Selama proses menunggu itu, kita bisa melakukan aktivitas lain untuk mengalihkan kita dari kejenuhan menunggu. Dan ketika tiba saat-saat yang kita tunggu itu datang, waktu terasa begitu cepat dan penantian kita itu tidak terasa lama. Nah, beda lagi kalau yang ditunggu itu ga jelas waktunya. Misalnya aja pekerjaan atau jodoh *hehehe...curcol nih ceritanya...:D

Kita tidak pernah tahu apa pekerjaan yang terbaik menurut Allah untuk kita ataupun siapa jodoh kita dan kapan waktu yang tepat bagi kita untuk mendapatkan pekerjaan yang terbaik ataupun bertemu dengan jodoh kita. Di saat-saat seperti itulah kita biasanya akan terus didera oleh kebimbangan.

Sebenarnya masalah rezeki ataupun jodoh sudah diatur dengan baik oleh Allah Yang Maha Baik. Waktunya pun sudah ditetapkan. Jadi, kuncinya cuma satu. Yakinlah bahwa kita pasti akan mendapatkannya suatu saat. Itu hanya masalah waktu saja. Sambil menunggu, kita kan bisa melakukan aktivitas lain untuk mengalihkan kita dari kejenuhan menunggu. Dan jika saatnya sudah tepat, pasti kita akan menemukan apa yang selama ini kita tunggu-tunggu.



Jumat, 16 April 2010

Ketika Diam itu Lebih Baik

Sadarkah kita ketika kita terlalu banyak bicara terutama bicara-bicara yang tidak bermanfaat, ada semacam sensor di dalam diri kita yang mengatakan, "Husshh, kamu kayanya udah terlalu over deh ngomongnya!". Ya, ketika hati kita masih peka, sensor seperti itu akan muncul untuk mengingatkan kita terhadap apa yang kita lakukan kalau memang dirasa salah.

Bukan berarti kita tidak boleh bicara lantas menjadi seorang yang pendiam. Namun berbicara sesuai tempat, waktu, dan porsinya akan lebih baik daripada berbicara yang tanpa arah dan tujuan. Terkadang kita ini memang sulit untuk mengendalikan lisan kita, bener ga? Apa-apa yang terlihat dan terdengar langsung dikomentari, dan tidak jarang komentarnya pun adalah komentar yang negatif. Hanya menghabiskan energi dan ga bermanfaat sama sekali. Bikin yang denger pun jadi gerah. Lalu, kebanyakan mengeluh pun tidak baik lho. Seringkali ketika kita mengalami sesuatu yang ga enak, kita langsung mengeluh. Pake didramatisir segala lagi, seakan-akan kita sedang menghadapi a big trouble. Padahal kenyataannya ga seperti itu. Kita aja yang terlalu lebay. Nah, yang ini juga kurang manfaat, hanya buang-buang tenaga aja. Ga nyelesein masalah sama sekali. Terus, selain itu kita juga sering marah-marah ga jelas gitu. Masalahnya sih ga seberapa, tapi marahnya sampe ga ketulungan. Ini juga jadinya ga proporsional. Tidak menempatkan sesuatu pada porsi yang seharusnya. Banyak bicara lainnya yang ga baik adalah ketika kita terlalu sibuk membicarakan keburukan orang lain tanpa berkaca dulu siapa diri kita. Jangan-jangan kita tidak jauh lebih baik dari orang yang kita bicarakan itu. Kita kadang terlalu sibuk dengan urusan orang lain, padahal ga ada hubungannya sama sekali sama hidup kita, tapi koq malah kita yang capek-capek mikirin.

Selayaknya kita bisa mengendalikan lisan kita dari bicara yang tidak perlu, bicara yang berlebihan, bicara yang tidak baik, mengeluh dan marah-marah. Apapun kalau diletakkan sesuai dengan porsinya akan menjadi lebih baik. Cobalah bertanya kepada hati nurani kita ketika kita akan berbicara, "Apakah saya perlu membicarakan ini? Apakakah ini ada manfaatnya? Apakah ini tidak akan menyakiti orang lain? Dengan begitu, perkataan-perkatan yang akan terlontar dari lisan kita adalah perkataan-perkataan yang sudah diminimalisir kemudorotannya karena melalui penyaringan terlebih dahulu. Bukankah dengan satu perkataan pun jika kita tidak hati-hati dapat menjerumuskan kita ke dalam api neraka? Na'udzubillahi. Maka mulai saat ini, alangkah bijaknya jika kita mulai memperhatikan setiap perkataan kita agar jangan sampai perkataan kita membuat kita celaka.

Jadi, Ketika diam itu lebih baik, kenapa kita harus banyak bicara???


Kamis, 15 April 2010

Stop Complaining...

Lagi banyak yang dipikirin nih. Sampe-sampe udah posting 3 tulisan hari ini (termasuk tulisan ini). Ehm...lagi banyak pikiran atau emang lagi ga ada kerjaan ya? hehehe...whatever lah...mumpung lagi banyak inspirasi gini, mending ditulis aja di catatan ini. Kan lumayan untuk menambah catatan perjalanan hidupku. Bisa dibaca-baca lagi nantinya.

Oke...kita mulai aja ya. Hiyyaahh..apaan coba kayak mau memulai apaan aja...hehe...

Setiap kita pasti pernah ngerasain yang namanya capek. Tapi ini bukan sembarang capek kayak udah berjalan berkilo-kilo meter gitu. Atau capek karena udah ngangkat beban berton-ton. Capek disini adalah capek hati, capek pikiran, capek jiwa dan raga dalam menjalani hidup ini. sampai-sampai semuanya terasa hampa. Hidup terus dijalani tapi kita ga tau mau dibawa kemana hidup ini. Apa yang akan terjadi di masa depan kita juga belum jelas. Ya iyalah kan cuma Allah yang tahu takdir kita. Semuanya serba ga jelas yang membuat kita menjadi semakin resah dan gelisah menghadapi hari esok. Ngeliat ke kanan, banyak orang-orang yang udah sukses dalam karir, pendidikan bahkan jodoh. Ngeliat ke kiri, banyak orang yang begitu beruntungnya seakan hidupnya lempeng-lempeng aja. Lalu bagaimana dengan kita sendiri?

Jujur, terkadang itu membuat kita menjadi iri. Manusiawi banget kan kalau kita iri melihat rumput tetangga yang lebih hijau? Mulailah di pikiran kita dipenuhi oleh pikiran-pikiran "Koq enak banget ya dia udah dapet kerjaan yang mapan sekarang?, atau "Ih, dia udah nikah sekarang, udah mau punya anak lagi, aku kapan ya?", atau bahkan "Wah, enak banget ya dia bisa kuliah S2, jadi pengen deh!".

Pasti semua itu pernah terlintas di benak kita walaupun dengan redaksional yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang kita hadapi. Ya, mau dibilang wajar boleh juga. Bagaimanapun kita kan cuma manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan mental kita yang sangat rapuh membuat kita bersikap seperti itu. Tapi ya kalau bisa jangan sampe seperti itu. Jangan sampe kita iri terhadap kenikmatan orang lain. Karena iri hanya akan merugikan kita. Iri hanya akan memakan semua kebaikan kita seperti api memakan kayu bakar. Habis, hilang tak bersisa. Sayang sekali kalau gitu. Udah mah pahala kita cuma sedikit, kalau harus diambil bisa-bisa yang ada malah tekor lagi. Rugi banget kan???

Jadi syukuri aja hidup kita. Yang belum ada ga usah terlalu dipikirin. Mending bersyukur aja atas nikmat yang masih Allah titipkan kepada kita. Karena kalau kita mau sedikit melihat ke sekeliling kita, maka akan kita saksikan begitu banyak orang yang tidak Allah titipi dengan nikmat yang masih bisa kita rasakan sampai detik ini. Jadi lebih baik kita menjaga semua amanah ini sebagai bentuk syukur kita kepada Allah.

Dan dari buku yang pernah aku baca, disana dikatakan bahwa jika kita ingin hidup bahagia kuncinya sangat sederhana. Jangan pernah meletakkan kebahagiaan pada atribut duniawi seperti harta, kekayaan, karier, pangkat, jabatan, dan atribut keduniawian lainnya. Karena ketika kita meletakkan kebahagiaan kita pada atribut dunia semata, maka bersiap-sipalah untuk kecewa karena dunia tidak akan selalu berpihak pada kita. Maka sedikit mengalami kesulitan saja kita akan mudah berputus asa. Tetapi jika kita merasa bahagia ketika kita dekat dengan Allah, maka apapun yang terjadi pada kita, kita tidak akan mudah terpuruk karena percaya bahwa semua yang terjadi atas diri kita adalah kehendak Allah dan itu adalah salah satu episode kehidupan kita. Allah lah yang menjadi sutradaranya. Sehingga apapun scenario yang diberikan kepada kita oleh Sang Sutradara kita akan melakoninya dengan baik.

Makanya apapun keadaan kita, jangan pernah mengeluh apalagi sampe iri pada orang lain. Percayalah, Allah yang Maha Adil sudah mengatur segala sesuatunya dengan baik. Jadi berbaik sangkalah kepada Allah. Bahkan ada salah satu ustadz yang intinya mengatakan bahwa kalau kita mengeluh terhadap takdir Allah, berarti kita tidak percaya pada Allah. Orang semua yang terjadi pada kita adalah kehendak Allah. Jadi, apapun keadaan kita, kita harus percaya bahwa kita masih punya Allah. Percayalah bahwa apapun skenario yang harus kita mainkan itu adalah yang terbaik menurut pandangan Allah untuk kita. Mulai dari masalah rezeki sampe masalah jodoh sekalipun, kita jangan pernah takut. Percayalah Allah sudah mempersiapkan yang terbaik untuk kita. Tinggal sekarang bagaimana ikhtiar kita untuk menjemputnya.

Lagipula, kita hidup di dunia ini juga ujung-ujungnya bakal meninggal. Dunia ini kan hanya tempat persinggahan sementara. Jadi jangan sampai dunia ini membuat kita susah. Jalani saja apa adanya sesuai dengan skenario Allah. Kalau kita sudah disibukkan dengan dunia, maka kapan kita akan mempersiapkan bekal untuk menuju akhirat kita? Jangan sampai kesibukan dunia melalaikan kita dari mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang lebih kekal.


Let The Past Be The Past

Yang kita punya adalah hari ini. Masa lalu dengan segala kenangannya sudah berlalu dan tidak akan mungkin kembali lagi. Hanya bisa dikenang walaupun tidak bisa dilupakan begitu saja. Akan membuahkan senyuman ketika mengingatnya jika kenangan itu manis dan akan meninggalkan segores luka jika kenangan itu pahit. Dan masa depan belum tentu ada buat kita. Jadi apapun yang sudah terjadi di masa lalu, biarkanlah berlalu. Biarkan tersimpan di ruang hati kita. Dan lakukanlah apapun yang terbaik yang bisa kita lakukan hari ini. Terus menatap ke depan. Jika kita masih diberikan kesempatan untuk mengecap masa depan, setidaknya kita sudah mempersiapkannya dengan baik hari ini. Kalaupun tidak, setidaknya kita sudah berusaha untuk berbuat yang terbaik dalam hidup kita.

Ga Boleh Suudzon

Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurât (49):12)

Terkadang kita terlalu banyak berprasangka buruk terhadap orang lain ataupun keadaan tertentu yang kita pun tidak mengetahuinya secara pasti. Ketika melihat suatu keadaan atau seseorang yang menurut pandangan kita tidak baik, kita cenderung asal nyeplos, asal komentar, asal menyimpulkan padahal kita sendiri tidak mengetahui kebenarannya. Padahal di balik semua kejadian ataupun yang seseorang lakukan pasti ada alasannya. Jadi jika kita tidak tahu, alangkah baiknya kalau kita diam. Itu jauh lebih baik karena kita akan terhindar dari dosa ghibah jika yang kita persangkakan itu benar dan dari dosa fitnah jika yang kita persangkakan itu tidak benar. Lebih baik kita sibuk dengan bermuhasabah karena kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita anggap tidak baik itu.




Jumat, 09 April 2010

FATAMORGANA




Semua yang kulihat dulu, ternyata hanyalah fatamorgana yang semu...
Semua yang kurasakan dulu, ternyata juga hanya fatamorgana...
Semua yang ada di hidupku juga ternyata hanyalah fatamorgana...
Hanya fatamorgana, nampak indah tapi tidak begitu kenyataannya...
Hanya fatamorgana...hanya fatamorgana...



Kamis, 08 April 2010

Aku Masih Disini........

Ketika mereka sudah berada di sana
Aku masih disini, di tempat yang sama
Ketika mereka sudah melangkah jauh meninggalkanku
Aku masih disini, di tempat yang sama
Ketika mereka sudah berlari mengejar impian mereka
Aku masih disini, di tempat yang sama
Ketika mereka sudah meraih bintang mereka
Aku masih disini, di tempat yang sama
Kapan aku bisa beranjak dari tempat ini?
Bisa melangkah jauh, berlari dan meraih bintangku?????